Perintah yang Menciptakan

Sukacita Surga
13 Januari

”Sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: ‘Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.’”

(Efe. 5:13-14)

Ketika Yesus memerintahkan Lazarus untuk bangkit dari kematian, bagaimana dia bisa mematuhi perintah-Nya tersebut? Yohanes 11:43 menyatakan, ”Berserulah Ia [Yesus] dengan suara keras: ’Lazarus, marilah ke luar!’” Itu adalah perintah kepada orang yang sudah mati. Ayat berikutnya menyatakan, “Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan” (Yoh. 11:44).

Bagaimana Lazarus melakukan itu? Bagaimana orang yang mati bisa mematuhi perintah untuk hidup kembali? Sepertinya, jawabannya adalah: Perintah itu mengandung kuasa untuk menciptakan kehidupan baru. Ketaatan pada perintah tersebut berarti melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang hidup.

Ini sangat penting. Perintah Allah untuk ”Bangkitlah dari antara orang mati!” di dalamnya terkandung kuasa yang dibutuhkan oleh kita untuk mematuhinya. Kita tidak mematuhinya dengan menciptakan kehidupan itu. Kita menaatinya dengan melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang hidup — Lazarus berjalan ke luar. Dia bangkit. Dia berjalan ke arah Yesus. Panggilan-Nya Allah menciptakan kehidupan. Kita merespons dengan kuasa dari apa yang diciptakan oleh panggilan tersebut.

Dalam Efesus 5:14, Paulus berkata, ”Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Bagaimana Anda mematuhi perintah untuk bangun dari tidur? Jika di rumahnya Anda memiliki gas karbon monoksida yang beracun di dalamnya dan seseorang berteriak, ”Bangun! Selamatkan dirimu! Keluarlah!” Anda tidak mematuhinya dengan membangunkan diri sendiri. Perintah yang nyaring-dan-kuat itu sendirilah yang telah membangunkan Anda. Anda taat dengan melakukan apa yang dilakukan orang-orang yang terjaga ketika menghadapi bahaya. Anda bangun dan meninggalkan rumah. Panggilan tersebutlah yang membangunkan. Anda merespons dengan kuasa dari apa yang diciptakan panggilan itu — terjaga.

Saya percaya ini adalah penjelasan mengapa Alkitab menyatakan hal-hal yang paradoks tentang kelahiran baru. Di satu sisi kita diperintahkan untuk mendapatkan hati-yang-baru, tetapi di sisi lain Allah sendirilah yang dinyatakan menciptakan hati-yang-baru tersebut. Misalnya:

Ulangan 10:16 = ”Sunatlah hatimu.”

Ulangan 30:6 = ”TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu.”

Yehezkiel 18:31 = ”Perbaharuilah hatimu dan rohmu!”

Yehezkiel 36:26 = ”Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu.”

Yohanes 3:7 = ”Kamu harus dilahirkan kembali.”

1 Petrus 1:3 = ”Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus… telah melahirkan kita kembali.”

Cara untuk mematuhi perintah untuk dilahirbarukan adalah pertama-tama mengalami karunia ilahi akan kehidupan-dan-napas kehidupan terlebih dahulu. Kemudian, kita melakukan apa yang dilakukan oleh orang-yang-hidup; dilakukan oleh orang-yang-bernapas: berseru pada Allah dalam iman, rasa syukur, dan kasih. Ketika perintah-Nya Allah datang dengan kuasa-Nya Roh Kudus yang menciptakan-dan-mengubahkan tersebut, maka perintah tersebut akan memberi kehidupan. Kita menjadi percaya; bersukacita; dan taat.


Artikel ini diterjemahkan dari "The Command That Creates."

You may also like...

Tinggalkan Balasan