Bagi DIA segala Kemuliaan

Rom. 15:1-2 (AYT)
Jadi, kita yang kuat harus menanggung kelemahan orang yang tidak kuat, dan tidak menyenangkan diri sendiri. Hendaklah setiap orang di antara kita menyenangkan sesamanya demi kebaikannya, untuk membangun rohaninya.



Mengapa ada orang Kristen yang berkelimpahan dan berkekurangan materi?

Mengapa ada orang Kristen yang penuh dengan hikmat bijaksana dan yang lambat dalam memahami segala sesuatu?


Mengapa ada orang Kristen yang penuh dengan hikmat bijaksana dan yang lambat dalam memahami segala sesuatu?

Bukankah mereka sama-sama anak Allah?

Tidakkah lebih adil jika mereka sama-sama berkelimpahan, bijaksana, dan kuat imannya?

Supaya terjadi keseimbangan.

Kelebihan kita mencukupkan kekurangan mereka. Kelebihan mereka mencukupkan kekurangan kita (2 Kor 8:13-14). Ketika yang berkelimpahan membantu yang berkekurangan, keduanya sama-sama akan dipenuhi rasa syukur kepada Allah.

Jika Saudara setia membagikan apa yang dipercayakan padamu, maka Allah akan menyediakan dan melipatgandakan benihmu untuk ditabur dan akan memperbanyak hasil-hasil kebenaranmu. Saudara akan diperkaya dalam segala hal atas semua kemurahan hatimu.

Kemurahan hati Saudara itu yang kemudian membangkitkan ucapan syukur kepada Allah dari mereka yang menerima pemberian itu. Pemberian Saudara bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan mereka (orang-orang kudus/yang sudah dilahirbarukan), tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

Melalui kemurahan hati Saudara, mereka akan memuliakan Allah karena melihat ketaatan Saudara kepada Injil Kristus. Kemurahan hati Saudara dalam berbagi menjadi bukti kalau kasih dalam Kekristenan tidaklah basa-basi (2 Kor. 9:10-14).

Hasil akhirnya? Nama Allah yang semakin dimuliakan di bibir banyak orang. Baik yang memberi dan menerima berkat sama-sama akan berseru: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Rom. 11:3)

You may also like...

Tinggalkan Balasan