PENUTUP:
KELANJUTAN SEJARAH TERKAIT KONTROVERSI INI DAN HUBUNGANNYA DENGAN MASA KINI
Apa yang bisa dipelajari para pembaca abad ke-20 dari kontroversi yang disajikan di buku Luther ini, ”Belenggu Kehendak”? Seperti yang Saudara baca dari tulisannya yang sudah diringkas dan disederhanakan ini, Saudara pasti terkesan dengan kemampuannya dalam berargumen. Namun, yang seharusnya menjadi concern kita adalah apakah yang dituliskannya ini alkitabiah atau tidak. Jika yang ia tuliskan memang kebenaran Tuhan, maka kita masih perlu mempelajarinya.
Beberapa orang dengan gampangnya menyimpulkan kalau apa yang ditulis Luther ini adalah apa yang disebut Calvinisme sehingga mereka tidak berminat membacanya. Gereja Lutheran masa kini sepertinya juga melakukan hal ini. Tidak ada keraguan kalau banyak orang Kristen Injili masa kini yang juga akan melakukan hal yang sama.
Jika kita melihat masa Reformasi, sudah jelas kalau para pemimpin Protestan – Luther, Zwingli, Calvin, Bucer, Bezam Melancthon, John Knox, dll – mereka semua setuju kalau manusia, secara alami, tidak sanggup melakukan apa pun untuk menyelamatkan dirinya. Allah berdaulat penuh dalam memberikan kasih karunia-Nya. Para reformator mungkin berbeda pendapat dalam banyak hal namun mereka semua sepakat mengenai hal ini. Boleh dikatakan kalau doktrin ini merupakan doktrin dasar dari Reformasi. Sangat sering dokrin ”Pembenaran Oleh Iman” diposisikan sebagai kebenaran utama dalam teologi reformasi. Para reformator, berkaca kembali pada pengajaran doktrin Rasul Paulus, menekankan kalau keselamatan orang berdosa bergantung sepenuhnya hanya pada kasih karunia Allah yang diberikan-Nya secara cuma-cuma. Doktrin ”Pembenaran oleh Iman” ini sangat penting karena menegaskan prinsip mengenai manusia-berdosa-yang-tak berdaya-sama-sekali diselamatkan oleh kasih karunia Allah semata. Kebenaran hakiki yang disuarakan Reformasi adalah kasih karunia Allah itu sepenuhnya berdaulat dan diberikan secara cuma-cuma.
Mereka yang menentang pemikiran para Reformator ini tidak sepenuhnya hilang. Bidat Arminianisme menjadi pihak yang paling kuat menentang bahwa manusia adalah manusia berdosa yang sepenuhnya tidak berdaya sama sekali. Mereka mengajarkan kalau keselamatan bisa bergantung pada sesuatu yang kita lakukan. Bidat ini diajarkan oleh Van Harmen (Arminius), yang merupakan seorang profesor teologi di Universitas Leyden di Belanda pada tahun 1603. Pada tahun 1618, sebuah konsili internasional berlangsung di Dortrecht (Dort) dan berlangsung selama enam bulan. Mereka akhirnya memutuskan untuk menolak dan menentang ajaran Arminian dan para pengikutnya.
Arminian tidak lantas binasa oleh keputusan Konsili Dort. Bidat ini masih hidup dan aktif. John Wesley mempopulerkannya dan masih populer hingga hari ini. Apa yang diajarkan para pengikut Arminian adalah membagi peran antara manusia dan Allah. Terkait keselamatan, mereka menyatakan kalau ada bagian yang harus dikerjakan Allah, namun ada bagian yang juga harus dikerjakan manusia. Ajaran Alkitab, yang disepakati para reformator, menyatakan Allah yang sepenuhnya berperan atas keselamatan kita. Keselamatan kita bergantung sepenuhnya pada kasih karunia yang berdaulat dari Allah, karya Kristus yang sempurna-dan-tergenapi, dan karya Roh Kudus yang efektif-dan-penuh-kuasa. Hanya Allah yang layak-dan-pantas menerima semua kemuliaan, karena ”keselamatan hanya datang dari Tuhan”.
Terkait keselamatan, Arminianisme sangat mirip dengan ajaran Gereja Katolik Roma. Mereka sama-sama mengajarkan kalau Allah tidak bisa menyelamatkan para pendosa tanpa kerjasama dari mereka! Jika kerjasama para pendosa memang diperlukan, bagaimana mungkin Saulus dari Tarsus bisa diselamatkan? Ajaran Arminian ini merupakan bentuk penyangkalan dan penolakan Perjanjian Baru dalam Kekristenan. Ajaran mereka lebih mirip dengan ajaran agama yang mengandalkan kesalehan dirinya untuk meraih keselamatan. Jika bisa beriman tidaknya kita bergantung pada kita, maka itu sama saja kita bergantung pada kesalehan kita sendiri untuk bisa diselamatkan. Mereka sebenarnya mengajarkan ajaran yang sama dengan ajaran non-Kristen.
Buku yang baru saja Saudara baca memuat hal yang penting. Apa yang Luther perjuangkan masih perlu diperjuangkan hingga hari ini. Apa yang para reformator pegang masih perlu dipegang hingga hari ini. Luther, bersama para reformator lainnya, mengajarkan kalau keselamatan-karena-kasih-karunia secara terang-terangan-dan-jelas dinyatakan di Alkitab. Tidak ada yang lebih penting dari hal ini. Apa yang ditulis Luther masih kita perlukan untuk masa kini! Firman Allah tidak pernah ketinggalan zaman. Allah masih berbicara pada manusia, seperti yang selalu Dia lakukan sejak dahulu kala.