TERLAHIR SEBAGAI BUDAK
Sebuah versi sederhana dan ringkas dari buku klasik “Belenggu Kehendak” yang ditulis oleh Martin Luther, diterbitkan pertama kali pada tahun 1525.
Versi Inggris
Dikerjakan oleh:
Clifford Pond
Diedit oleh:
J.P. Arthur M.A
H.J. Appleby
Versi Indonesia
Diterjemahkan oleh:
Yonghan
Diedit oleh:
Suriawan Surna
BAB SATU
Apa yang Alkitab Ajarkan
Argumen 1:
Bahwa seluruh manusia berdosa di hadapan Allah membuktikan kalau pemikiran mengenai “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 2:
Bahwa semua manusia berada di bawah kuasa dosa membuktikan kalau pemikiran mengenai “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 3:
“Kehendak-bebas” tidak sanggup membenarkan seorang pun yang taat melakukan hukum Taurat, baik yang terkait hukum upacara maupun hukum moral.
Argumen 4:
Hukum Taurat dirancang untuk menuntun manusia pada Kristus dengan membuat mereka mengenali apa itu dosa.
Argumen 5:
Doktrin “keselamatan hanya melalui iman di dalam Kristus” membuktikan kalau “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 6:
Keselamatan sama sekali bukan mengenai kepantasan-untuk-dihargai (merit) ataupun upah (reward).
Argumen 7:
“Kehendak-bebas” tidak bernilai karena perbuatan tidak bisa membenarkan manusia di hadapan Allah.
Argumen 8:
Banyaknya argumen yang kuat.
Argumen 9:
Paulus dengan jelas telah membuktikan “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 10:
Kondisi manusia tanpa Roh Kudus membuktikan kalau “kehendak-bebas” tidak bisa melakukan hal yang rohani.
Argumen 11:
Mereka yang beriman percaya kepada Kristus, sebelumnya tidak memikirkan-Nya, mencari-Nya, atau mempersiapkan diri bagi-Nya.
Argumen 12:
Keselamatan bagi dunia berdosa hanya karena kasih karunia melalui iman semata.
Argumen 13:
Pembicaraan dengan Nikodemus di Injil Yohanes pasal 3 menentang “kehendak-bebas”.
Argumen 14:
“Kehendak-bebas” itu sia-sia karena keselamatan hanya dianugerahi melalui Kristus saja.
Argumen 15:
Manusia tidak mungkin bisa beriman percaya kepada Injil. Karena itu, semua usahanya tidak mungkin bisa menyelamatkannya.
Argumen 16:
Penolakan umat manusia terhadap Kristus membuktikan “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 17:
Kuasa daging dalam diri orang-percaya sejati membuktikan kalau “kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 18:
Memahami kalau keselamatan tidak bergantung pada “kehendak-bebas” itu sangat membesarkan hati.
Argumen 19:
Kemuliaan Allah tidak bisa tercemari.