BAB 4
Pandangan Luther atas Cara Erasmus Menolak Teks yang Menentang “Kehendak-Bebas”
Akhirnya kita sampai pada tahap di mana kamu harus berurusan dengan teks Alkitab yang membuktikan ”kehendak-bebas” itu salah.
Argumen 1:
Kitab Kejadian 6:3, ”Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging…” (Luther).
Pertama-tama, kamu berpendapat kalau ”daging” yang dimaksud di bagian ini merujuk pada kelemahan manusia. Namun, arti kata ini memiliki maksud yang sama dengan yang dirujuk Paulus di Surat 1 Korintus 3:1-3 ketika ia menyebut orang Korintus sebagai ”manusia duniawi” (people of the flesh). Paulus tidak sedang merujuk pada kelemahan manusia, tetapi kerusakan manusia. Di bagian ini, Musa memakai istilah ini untuk merujuk pada manusia yang kawin karena nafsu belaka dan yang banyak melakukan kejahatan di bumi, sampai tahap di mana Roh Allah tidak bisa tinggal di dalamnya. Kamu sebenarnya tahu kalau setiap kali kata ”daging” dikontraskan dengan ”roh”, maka itu berarti sedang merujuk pada sesuatu yang bertentangan dengan Roh Allah. Kata ”daging” hanya merujuk pada tubuh fisik kalau memang dimaksudkan seperti itu. Jadi, bagian ini sebenarnya bisa dipahami menjadi: ”Roh-Ku, yang tinggal di dalam Nuh dan orang kudus lainnya, menegur orang fasik melalui pemberitaan yang disampaikan Nuh dan orang kudus lainnya, termasuk melalui kesalehan mereka. Namun, semua menjadi sia-sia, karena orang fasik dibutakan dan dikeraskan hatinya oleh daging dan menjadi jauh lebih jahat dari sebelumnya”. Ini selalu terjadi dan menjadi jelas bahwa manusia menjadi semakin jahat, meskipun Roh Allah berkarya di dalamnya. Maka, mereka tentunya sama sekali tidak berdaya tanpa kehadiran Roh Allah. ”Kehendak-bebas” tidak bisa melakukan apa pun selain yang jahat.
Kamu sebenarnya tahu kalau setiap kali kata ”daging” dikontraskan dengan ”roh”, maka itu berarti sedang merujuk pada sesuatu yang bertentangan dengan Roh Allah.
Berikutnya, kamu menyatakan kalau bagian ini tidak merujuk pada semua manusia, tetapi hanya pada yang hidup pada masa itu. Pendapat ini tidak mungkin benar karena Kristus berkata pada semua manusia: ”Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging” (Yoh. 3:6). Yesus juga menekankan pentingnya soal ini dengan menyatakan, ”… sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapa melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3).
Lantas, kamu menyatakan kalau bagian ini tidak sedang menyatakan penghakiman Allah, melainkan belas kasihan-Nya. Namun, kamu hanya perlu membaca bagian sebelum dan sesudahnya. Dengan jelas, kamu bisa tahu kalau pernyataan di bagian ini merupakan perkataan yang keluar dari Allah yang sedang murka. Jadi, bagian ini dengan jelas menentang ”kehendak-bebas”. Bagian ini dengan jelas menunjukkan kalau tidak ada kuasa dalam manusia untuk melakukan apa yang baik, melainkan hanya untuk melakukan apa yang pantas untuk membuat dirinya dibinasakan Allah.