Rom 2:5 (AYT)
“Akan tetapi, karena sikap keras kepalamu dan hatimu yang tidak mau bertobat, kamu sedang menyimpan murka atas dirimu sendiri untuk hari kemurkaan ketika penghakiman yang benar dari Allah dinyatakan.”
Ayat ini ditujukan bukan pada orang atheis, tetapi pada bangsa Yahudi; umat pilihan Allah. Ayat ini ditujukan bukan pada orang fasik, tetapi pada bangsa yang merasa dirinya adalah “penuntun bagi mereka yang buta, terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan, pengajar bagi orang-orang yang bodoh, dan guru bagi orang-orang yang belum dewasa” (Roma 2:19-20).
Luarnya mereka boleh-boleh saja terlihat saleh, namun dalamnya penuh dengan kejahatan dan kemunafikan; keras kepala dan keras hati. Agama telah dijadikan topeng oleh banyak orang. Agama telah dijadikan alat untuk sekedar membuat seseorang merasa baik dan terlihat baik. Luarnya saja yang diubah, dalamnya tidak.
Semua aktivitas religius yang dilakukan oleh orang yang belum menyunatkan hatinya hanyalah “menyimpan murka atas diri sendiri”. Sambil berdoa, sambil berdosa. Sambil bersedekah, sambil berdosa.
Biasanya, semakin heboh tampak luar seseorang, maka semakin munafik dirinya. Ibarat ikan busuk, maka ia perlu dibungkus berlapis-lapis supaya baunya tidak muncul. Marilah kita menyunatkan hati kita, yang dijalankan oleh Roh, bukan oleh hukum tertulis (Rom 2:29).
Percuma bersandiwara meskipun dunia ini memang adalah panggung sandiwara. Namun, dunia setelah dunia ini adalah ruang sidang. Allah akan menghakimi pikiran-pikiran manusia yang tersembunyi melalui Yesus Kristus (Rom 2:16).