Sukacita Surga
10 Juni
Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org
”Si pemalas berkata: ’Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan’”
(Ams. 22:13)
Ini bukanlah apa yang saya ekspektasikan akan dinyatakan oleh amsal tersebut. Saya mengira Amsal akan menyatakan, ”Si pengecut itu berkata, ’Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.’” Namun, yang tertulis adalah ”si pemalas,” bukan ”si pengecut”. Jadi, yang mengendalikan emosi pada bagian ini adalah kemalasan, bukan rasa takut.
Namun, apa hubungannya kemalasan dengan bahaya singa di jalan? Kita biasanya tidak mengatakan, ”Orang ini terlalu malas untuk melakukan pekerjaannya karena ada singa di luar.”
Intinya adalah si pemalas menciptakan keadaan imajiner untuk membenarkan dirinya tidak melakukan pekerjaannya sehingga ia mengalihkan fokusnya dari keburukan dari kemalasannya ke bahaya singa. Tidak ada seorang pun yang akan setuju dia tinggal di rumah sepanjang hari hanya karena dia malas. Namun, mereka mungkin akan mengizinkannya jika ada singa di jalan.
Satu pemahaman alkitabiah yang mendalam yang perlu kita pelajari dari hal ini adalah hati kita mengeksploitasi pikiran kita untuk membenarkan apa yang kita inginkan. Artinya, hasrat terdalam kita mendahului fungsi rasional pikiran kita; dan mengarahkan pikiran kita untuk memahami dan berpikir dengan cara yang akan membuat hasrat tersebut terlihat benar meskipun sebenarnya salah.
Inilah yang dilakukan si pemalas. Dia sangat ingin tinggal di rumah dan tidak bekerja. Tidak ada alasan yang tepat baginya untuk tinggal di rumah. Jadi, apa yang dilakukannya? Apakah dia mengatasi keinginan buruknya — yaitu kemalasannya? Tidak, dia menggunakan pikirannya untuk menciptakan keadaan yang tidak nyata untuk membenarkan keinginannya.
Yesus berkata, ”Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yoh. 3:19). Kita menyukai kegelapan sehingga kita dapat terus melakukan apa yang kita inginkan tanpa ketahuan. Dalam kondisi ini, pikiran menjadi pabrik kegelapan — sumber dari kebenaran yang setengah benar; berbagai alasan; kesesatan; penghindaran; dan kebohongan — apa pun yang bisa melindungi keinginan jahatnya hati dari ketahuan dan kehancuran.
Perhatikanlah dan jadilah bijak.
Artikel ini diterjemahkan dari "When Reason Serves Rebellion."