13 September 2015
Artikel oleh David Mathis
Editor Executive, desiringGod.org
Biarlah bergembira dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata: “TUHAN itu besar!” (Maz. 40:16)
”Besar” adalah kata yang penting. Kita menggunakannya untuk berbicara tentang sesuatu yang berukuran tidak kecil: Gempa bumi besar mengguncang kota. Atau mengenai jumlah yang banyak: Kerumunan besar memenuhi stadion. Atau mengenai kekuatan atau intensitas yang tidak biasa: Dia telah mengalami penderitaan yang besar. Atau mengenai sesuatu yang sangat bagus atau luar biasa: Dia adalah pemain besar. Atau mengenai sesuatu yang ekstrem: Sudah sejak lama dia menjadi musuh besar saya.
Kata besar tidak hanya fleksibel — digunakan dalam lima cara berbeda seperti tertera di atas, untuk berbicara tentang ukuran, jumlah, intensitas, kebaikan, dan tingkatan — tetapi juga merupakan kata yang berkuasa. Atau setidaknya di masa lalu pernah menjadi kata yang berkuasa. Besar menjadi kata yang mudah untuk digunakan secara berlebihan. Ketika hari demi hari kita katakan sebagai hari yang besar, dan makan demi makan menjadi makan besar, dan pertandingan demi pertandingan menjadi pertandingan besar, kita mulai kehilangan kata-kata untuk membicarakan hari pernikahan kita; atau pesta mewah yang luar biasa; atau pertandingan kejuaraan yang memerlukan penambahan waktu.
Mengklaim Kembali Kata Besar
Lalu bagaimana dengan Allah? Alkitab memberi tahu kita berulang kali, terutama dalam Kitab Mazmur, bahwa Allah kita besar. Jika kita menggunakan kata besar untuk sesuatu yang biasa dan terjadi sehari-hari, kata apa yang akan kita miliki ketika kita perlu menggambarkan hari, makan, atau pertandingan yang benar-benar tidak biasa — atau yang paling penting, Allah yang benar-benar tak terbatas di atas semua hal yang lain?
Satu hal yang luar biasa tentang lagu ini adalah membantu kita mengklaim kembali kata besar. Dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, lagu “How Great Is Our God” (“Betapa Besar Allah Kita”) mengalihkan perhatian kita pada kebesaran Allah. Lagu ini menempatkan Allah yang ada di hadapan kita sebagai standar kebesaran sejati. Barangkali ketika Allah semakin menjadi standar kita tentang apa yang besar, maka kita akan semakin berhati-hati dengan betapa mudahnya kita berkata-kata tentang hari-hari, jamuan makan, dan pertandingan.
Sama seperti kata besar yang fleksibel dan dapat merujuk pada ukuran, jumlah, intensitas, kebaikan, dan tingkatan, demikian pula lagu ini memberi kita beberapa pandangan singkat tentang kebesaran Allah.
Empat Pandangan Singkat tentang Kebesaran-Nya
Pertama adalah kebesaran dari keagungan-dan-kemuliaan-Nya raja. Itu adalah mengenai adalah kemuliaan seorang raja – bukan hanya raja dari satu suku atau satu bangsa, melainkan raja dari seluruh bumi. Biarlah bumi bersorak-sorak. Dia berdaulat atas seluruh bangsa, tertata dalam kemuliaan agung yang tak tertandingi. Dia besar dalam keagungan kerajaan.
Kedua adalah kebesaran dari kekudusan-Nya. Seperti yang dikatakan 1 Yohanes 1:5, ”Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Dia tidak hanya besar dalam keagungan-Nya, tetapi juga dalam kekudusan-Nya. Dia tidak hanya berkuasa dan ditinggikan, tetapi Dia memiliki integritas yang sempurna — Dia adalah standar kebenaran dan karakter serta kejujuran moral. Ketika Dia berbicara, kegelapan menghilang. Dia besar dalam kekudusan-Nya.
Ketiga adalah kebesaran kekekalan-Nya. Dia tidak pernah memiliki awal, dan Dia tidak akan pernah memiliki akhir. Dia adalah Alfa dan Omega, Dia adalah awal dan akhir – tidak ada yang datang sebelum Dia dan tidak ada yang akan datang setelah Dia. Namun bukan hanya Dia berdiri tak tergoyahkan dari zaman ke zaman, tapi “waktuku ada di tangan-Nya.” Dia tidak hanya ada sebelum dan sesudah waktu, tetapi Dia mengendalikan waktu, setiap abad dan tahun dan jam dan menit dan detik – dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia (Rom 11:36). Dia besar dalam kaitannya dengan waktu.
Terakhir, adalah kebesaran belas kasihan-Nya. Dia bukan hanya Satu, melainkan Tiga. Bukan hanya Bapa, tetapi Putra dan Roh. Ketiga pribadi ilahi ini bekerja bersama-sama dengan sukacita, tidak hanya dengan kebesaran seekor Singa, tetapi juga dengan kebesaran seekor Anak Domba. Dalam kebesaran-Nya sebagai Singa dan Anak Domba, kita menemukan apa yang benar-benar membuat-Nya besar.
Sebesar apapun Dia dalam keagungan, kekudusan, dan kekekalan, kebesaran belas kasihan-Nyalah yang benar-benar membuat kita terkagum-kagum karena belas kasihan-Nya di dalam Anak-Nya yang membawa kita para pendosa ke dalam sukacita abadi dari hubungan dengan-Nya. Betapa besar Allah kita!
***
Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "How Great is Our God."