30 Maret 2021
Oleh Matt Boswell
Beberapa dari kenangan paling awal yang saya ingat adalah mengenai bernyanyi di gereja. Saya masih bisa melihat ayahnya saya berdiri di barisan depan sebelum beliau Bersiap-siap untuk menyampaikan khotbah. Beliau akan sedikit melompat-lompat sembari bernyanyi dengan lantang dan alis yang terangkat. Saya masih bisa melihat ibunya saya berdiri di bagian atasnya paduan suara dengan wajah yang dipenuhi sukacita. Saya ingat orang-orang kudus yang lebih tua ketika mereka ikut menyanyikan berbagai lagu pujian dari iman kita yang luar biasa.
Singkatnya, nyanyian jemaat telah memainkan peran yang sangat berpengaruh dalam hidupnya saya baik secara teologis maupun rohani. Nyanyian-pujian yang kami nyanyikan membantu saya mengetahui dan menyanyikan kebenaran yang sangat kami junjung tinggi.
Kitab Suci bergema dengan nyanyian. Ada lebih dari lima puluh perintah langsung bagi kita untuk bernyanyi. Bernyanyi disebutkan lebih dari 400 kali dalam Alkitab. Bernyanyi tidak hanya memainkan fungsi satu-dimensi dalam kehidupan gereja, tetapi juga memainkan peran yang multi-aspek dan sangat berharga ketika kita menyembah Allah. Bernyanyi membentuk pemuridan-dan-deklarasi kita kepada dunia.
Mazmur 96:1-3 berfungsi sebagai mikrokosmos yang membantu kita melihat hal ini dengan jelas. Ayat tersebut menyoroti tiga alasan mengapa kita bernyanyi.
1. Kita bernyanyi sebagai tindakan penyembahan.
Bernyanyi, yang pertama dan terutama, adalah tindakan penyembahan kepada Allah. Mazmur 96:1-2a menekankan pentingnya Allah menjadi pendengar pertama dari lagu yang kita nyanyikan. ”Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya.”
Perhatikanlah tiga kali penekanan pada kata ”TUHAN”. Don Carson mendefinisikan penyembahan sebagai ”respons yang tepat dari semua makhluk yang bermoral-dan-berakal-budi kepada Allah dengan menyerahkan seluruh kehormatan dan keberhargaan kepada Allah-Pencipta mereka justru karena Dia begitu sangat berharga dan menyenangkan”. Melalui definisi ini, kita melihat hubungan antara ”memberkati Tuhan” dan ”bernyanyi”. Ketika orang Kristen bernyanyi untuk Allah — baik ketika ia sedang sendirian, bersama keluarga, atau di gereja — bernyanyi adalah tindakan penyembahan yang menyenangkan.
2. Kita bernyanyi untuk memuridkan satu sama lain.
Menggunakan bahasa dari Mazmur 96:2, ketika kita bernyanyi, maka kita harus ”kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari”. Perhatikan isi mazmur ini: keselamatan dari Allah.
Kabar baik dari Injil membangun kita sehingga kita harus bernyanyi satu sama lain tentang Injil. Begitulah cara kita membantu satu sama lain untuk bertumbuh sebagai orang Kristen. Paulus mengomunikasikan gagasan ini dalam suratnya kepada jemaat di Kolose: ”Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (Kol. 3:16). Paulus menekankan kepada kita bahwa menyanyi adalah sarana pemuridan.
3. Kita bernyanyi sebagai deklarasi kepada dunia.
Perhatikanlah Mazmur 96:3: ”Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.” Himne yang kita nyanyikan sebagai jemaat haruslah dipenuhi dengan berbagai karya-Nya Allah yang menakjubkan. Semuanya itu adalah pembawa pesan yang sederhana dari kebenaran yang kita yakini. Kita menyanyikannya untuk teman-teman kita yang belum beriman-percaya. Tindakan bernyanyinya kita juga merupakan deklarasi yang luar biasa kepada dunia tentang kesatuan kita di dalam Kristus. Yohanes 13:35 mengatakan dunia akan mengetahui bahwa kita adalah orang Kristen melalui kasih kita. Jadi, tindakan bernyanyinya kita secara berjemaah itu sendiri merupakan sebuah apologetika terhadap dunia yang melihat keselamatan yang sudah kita miliki itu.
Pada hari Tuhan [hari Minggu] yang berikutnya, saya berharap Anda akan bernyanyi dari lubuk hatinya Anda dengan rasa syukur kepada Tuhan sebagai sebuah tindakan penyembahan. Saya berdoa agar Anda mau bernyanyi untuk saudara-saudarinya Anda di dalam Kristus ketika Anda memberikan suaranya Anda untuk membangun satu sama lain sebagai seorang murid. Saya berdoa supaya ketika kita bernyanyi, dalam ibadah-kebaktian kita tersebut, Tuhan akan membawa orang-orang yang kepada mereka kita dapat dengan berani menyatakan keselamatan yang berasal dari Allahnya kita.
Artikel ini diterjemahkan dari “Sing to One Another.“