Sukacita Surga
16 November
Artikel oleh John Piper.
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org
“Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan”
(Yak. 5:11)
Di balik semua sakit-penyakit dan cacat tubuh, kehendak Allah adalah yang paling utama. Bukan berarti Iblis tidak terlibat — dia mungkin selalu terlibat dalam satu cara atau cara yang lain dengan tujuan yang merusak (Kis. 10:38). Namun, kuasanya tidak menentukan. Dia tidak dapat bertindak tanpa izin-Nya Allah.
Itulah salah satu poin dari sakit-penyakit Ayub. Ayat ini menjelaskan bahwa ketika sakit-penyakit menimpa Ayub, ”Iblis… ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk” (Ayub 2:7). Istrinya mendesaknya untuk mengutuk Allah. Namun, Ayub berkata, ”Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2:10). Sekali lagi, penulis kitab yang diilhami [oleh Roh Kudus] ini (seperti yang dilakukannya dalam Ayub 1:22) memuji Ayub dengan mengatakan, ”Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.”
Dengan kata lain, ini adalah pandangan yang benar tentang kedaulatan-Nya Allah atas Iblis. Iblis itu memang nyata adanya. Ia mungkin memiliki andil dalam petaka yang kita alami, tetapi bukan andil-yang-terakhir dan bukan pula andil-yang-menentukan.
Yakobus menjelaskan bahwa Allah memiliki tujuan yang baik dalam semua penderitaannya Ayub: ”Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak. 5:11).
Jadi, meskipun Iblis terlibat, tujuan akhirnya adalah tujuan-Nya Allah; dan tujuan itu adalah ”penyayang dan penuh belas kasihan”.
Ini adalah pelajaran yang sama yang kita pelajari dari 2 Korintus 12:7 ketika Paulus mengatakan bahwa duri dalam dagingnya adalah ”utusan Iblis”, tetapi diberikan dengan tujuan bagi kekudusannya sendiri — untuk mencegahnya meninggikan diri. ”Karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.”
Nah, menimbulkan kerendahan hati bukanlah tujuan Iblis dalam penderitaan ini. Karena itu, tujuannya adalah milik Allah. Artinya, Iblis pada bagian ini dipakai oleh Allah untuk mencapai tujuan-Nya yang baik dalam hidupnya Paulus. Faktanya, terhadap anak-anak pilihan-Nya Allah, Iblis tidak dapat menghancurkan kita. Pada akhirnya, Allah akan membalikkan semua serangannya Iblis terhadap dia sendiri; dan demi kepentingan kita.
Artikel ini diterjemahkan dari "How Satan Serves God."