Tiga Janji Bagi Mereka yang Haus
22 Maret 2018
Artikel oleh David Mathis
Editor Eksekutif, desiringGod.org
Ayo, hai semua orang yang haus,
marilah dan minumlah air,
dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah!
Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah,
juga anggur dan susu tanpa bayaran! (Yes. 55:1)
Undangan Allah untuk perjamuan agung-Nya melintasi batas etnis dan sosial ekonomi — kepada ”semua orang yang haus” — dan diserukan kepada dua kelompok: yang memiliki uang dan yang tidak.
Bagi mereka yang haus dan tidak mempunyai uang (Yes. 55:1), minumlah air. Bagi mereka yang membelanjakan apa yang mereka miliki untuk semua hal yang salah (Yes. 55:2), dengarkanlah tawaran ini, yaitu dengan berbalik dari kebodohannya Anda dan minumlah air. Satu kelompok adalah kelompok yang miskin-dan-kosong secara rohani dan menyadarinya. Yang lainnya berpura-pura seolah-olah usaha dan pengeluarannya manusia dapat menjamin kepuasan kekal. Mungkin bahkan kelompok ketiga memiliki uang, membelanjakannya dengan salah, dan sekarang tidak memiliki apa-apa.
Bagaimanapun keadaan orang yang dipanggil, kabar baik dalam undangan yang agung ini adalah Allah menawarkan perjamuan sejati bagi jiwa manusia — dan itu disediakan, secara luar biasa, ”tanpa uang pembeli dan… tanpa bayaran”.
Gratis, dengan Harga yang Mahal
Allah menawarkan pesta perjamuan-Nya secara gratis, tetapi tidak berarti bahwa itu murahan. Menyediakan makanan yang beraneka ragam itu mahal. Seperti yang dinubuatkan Yesaya, harganya akan ditanggung oleh Hamba Tuhan (Yes. 53:4–6, 12). Yang mengherankan, perjamuan ini (dengan janji-Nya untuk benar-benar memuaskan) gratis bagi semua orang yang mau mengakui kemiskinan-dan-ketidakberdayaan mereka; dan yang datang dengan rendah hati untuk menerima.
Tiga kali Allah memanggil semua orang yang mau mendengar, ”Marilah.” Tiga kali Dia memohon, ”Dengarkanlah,” “Sendengkanlah telingamu.” Dia memberikan tiga janji bagi mereka yang haus: perjanjian yang abadi, raja yang bijak, dan terutama diri-Nya sendiri (ayat 3–5). Dia membandingkan kepuasan sejati jiwa yang ditawarkan-Nya melalui substansi-dan-manisnya tiga minuman, yaitu: air, susu, dan anggur.
Air untuk Kehidupan
Pertama, Allah menawarkan air, untuk memuaskan dahaga jiwa kita. ”Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air.” Dia mengimbau mereka yang kebutuhan paling dasarnya belum terpenuhi (mereka yang sekarat karena dehidrasi) untuk datang menerima penyegaran yang sangat mereka inginkan.
Bagi mereka yang sedang kehausan di padang pasir, yang bisa mereka pikirkan hanyalah air. Maka tawaran Allah dimulai dengan kebutuhan yang paling esensial: kehidupan. Air-Nya menghidupkan yang lemah. Air-Nya memulihkan yang lelah. Gembala yang baik ”membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku” (Maz. 23:2–3).
Ketika Hamba Tuhan yang telah lama ditunggu-tunggu tiba di perjamuan, Dia akan mengumumkan bahwa air yang diberikan-Nya adalah ”air hidup”. Dia tidak hanya akan memuaskan dahaga jiwa kita pada saat itu, ”tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yoh. 4:14).
Susu untuk Kekuatan
Namun, Allah yang ini tidak hanya menawarkan kehidupan dan penyegaran, tetapi juga makanan dan kekuatan. Kita memberi susu tanpa henti pada bayi untuk membantu mereka bertumbuh; memberi mereka nutrisi yang dibutuhkan untuk berkembang, sehat, dan stabil.
Bayi yang baru lahir yang lapar mungkin mencoba untuk menempelkan sesuatu yang cukup dekat dengan mulutnya. Dalam Kristus, Allah menawarkan untuk memuaskan selera akan pertumbuhan dan kebaikan seperti itu. ”Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan” (1 Pet. 2:2–3). Tuhan yang ini tidak hanya memberi kita kehidupan, tetapi juga pertumbuhan, kesehatan, stabilitas, dan kekuatan.
Anggur untuk Sukacita
Lalu, yang ketiga adalah tawaran anggur yang berkilauan. Di sepanjang Kitab Suci, anggur dikaitkan dengan sukacita (1 Taw. 12:40; Neh. 8:10; Maz. 4:7; Yes. 16:10; 22:13; 24:11; Yer. 48:33; Zak 10:7).
Allah membuat ”anggur yang menyukakan hati manusia” (Maz. 104:15). Anggur adalah gambaran yang kuat. Minuman-yang-menggembirakan yang merupakan gagasan Allah — dan seperti yang lain dari hadiah terbaik-Nya, bukan tanpa adanya bahaya serius (dan sudah terbukti berbahaya di tangan orang berdosa). Sulit untuk menyalahgunakan air. Beberapa orang menyalahgunakan susu (dan krim). Banyak orang yang menyalahgunakan anggur. Namun, Allah membuat anggur berisiko untuk menjelaskan maksud-Nya.
Anggur, dalam segala bahaya dan kesenangannya, memiliki sesuatu untuk diceritakan kepada kita tentang Pribadi yang menawarkan pesta ini. Penyediaan-Nya akan air, susu, dan anggur menunjukkan kepada kita tidak hanya kehidupan yang diberikan-Nya tetapi juga ke-Allah-annya. John Piper menulis,
Allah tidak hanya untuk keadaan darurat dan pada saat kita berada di puncak. Dia adalah untuk kesehatan dalam jangka panjang. Dia mengundang Anda tidak hanya untuk menjadi hidup dengan air, tetapi juga menjadi stabil dan kuat dengan susu….
Tapi itu tidak semua yang kita butuhkan dalam hidup. Tidak peduli seberapa tabah, stabil, plegmatis, santai, atau tanpa ekspresinya kita bagi orang lain, ada seorang anak di dalam diri kita masing-masing yang diciptakan Allah untuk kegembiraan – untuk berteriak, bernyanyi, menari, bermain, melompat-lompat, berlari, meloncat, dan tertawa….
Allah ingin menghidupkan kita kembali dari panasnya Lembah Kekelaman dengan keajaiban air-Nya; dan membuat kita kuat, sehat, dan stabil dengan keajaiban susu-Nya; dan kemudian memberi kita kegembiraan yang tak ada habisnya dan selalu segar dengan keajaiban anggur-Nya. (“The Great Invitation”).
Hidup, Kuat, Bergembira
Ketika orang miskin dan tidak berdaya mendengarkan undangan yang luar biasa dan rendah hati ini dan kemudian memutuskan datang, mereka menemukan bahwa orang yang mengadakan perjamuan ini tidak pelit. Dia tidak mengambil jalan pintas dalam hal pembiayaan. Dia sangat murah hati. Dia menawarkan kelimpahan. Kelimpahan-Nya menunjukkan kebesaran hati-Nya. Ketika Dia mengundang kita untuk menikmati hadiah-Nya, Allah membujuk kita untuk bersenang-senang dengan Pribadi-Nya.
Bahkan sekarang, di zaman yang serba tidak mencukupi ini, Dia menawarkan untuk menyegarkan jiwa Anda. Dia menawarkan untuk menguatkan hatimu di dalam Anak-Nya. Dia menawarkan untuk menggetarkan roh Anda dalam Roh-Nya.
Datanglah kepada Allah yang ini dan Hamba-Nya yang menderita. Rasakanlah nikmatnya dahaga yang terpuaskan; rasa lapar yang terpuaskan; dan rasa rindu yang terdalam yang terpuaskan. Sungguh sudah terasa pada saat ini — dan akan terasa sepenuhnya pada perjamuan agung yang akan datang.
”Pada waktu itu akan terjadi,
bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru,
bukit-bukit akan mengalirkan susu,
dan segala sungai Yehuda
akan mengalirkan air” (Yoel 3:18).
***
Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "Water, Milk, and Wine : Three Promises for the Thirsty."