10.000 Alasan

Menyembah Saat Senang dan Susah

3 Mei 2015
Artikel oleh David Mathis
Editor Eksekutif, desiringGod.org


Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. (Fil 4:12)

Dia bukan hanya Allah pada masa-masa indahnya kita. Dia adalah Allah untuk sepanjang masa. Berarti, Dia juga Allah pada masa-masa terburuknya kita.

Dia bukan hanya Allah pada saat kita berkelimpahan, seperti yang ditulis Paulus dalam Filipi 4:12, tetapi juga pada saat kita berkekurangan. Dia adalah Allah ketika kita memiliki banyak makanan dan ketika mengalami kelaparan. Dia adalah Allah dalam kelimpahan kita dan Allah dalam kekurangan kita. Dia adalah Allah dalam setiap-dan-semua keadaan. Ini adalah kabar baik yang luar biasa — karena hidup jauh lebih dari sekadar saat-saat indah.

Bahkan dan Terutama Segala Sesuatu yang Buruk

Ketika Paulus berkata dalam Roma 8:28 bahwa ”Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,” maksudnya bukanlah untuk meyakinkan kita bahwa semua hal baik dalam hidup kita bekerja untuk kebaikan kita. Kita sudah percaya akan hal tersebut. Sangat mudah untuk membayangkan bahwa hal-hal baik bekerja untuk kebaikan.

Intinya adalah bahwa bahkan-dan-terutama ”segala sesuatu yang buruk” dalam hidup kita dan pada saat-saat tersulit kita, semuanya itu sedang dikerjakan untuk kebaikan kekal kita oleh Bapa kita yang mahakuasa dan penuh belas kasihan.

Untuk memastikan bahwa kita mengerti maksudnya, beberapa ayat berikutnya mencantumkan beberapa kemungkinan terburuk: penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang (Rom. 8:35), bahkan dibunuh karena iman (Rom. 8:36). Akankah segala sesuatu yang buruk ini, kesulitan terbesar, penderitaan terburuk pada akhirnya menjatuhkan kita dan bekerja untuk keburukan kita? ”Tidak,” kata-Nya, “dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Rom. 8:37).

Momen Paling Bermakna

Memang benar bahwa saat-saat indah dalam hidup adalah untuk kita bernyanyi, “Bless the Lord, O my soul” (“Pujilah Tuhan, hai jiwaku”). Allah bermaksud agar kita untuk menyembah nama-Nya yang kudus saat hidup terasa baik; saat matahari terbit; saat fajar menyingsing. Dia ingin kita bernyanyi dalam rasa syukur dan pujian saat semuanya baik-baik saja dan saat mudah untuk melihat kebaikan dan kasih serta kesabaran dan kebaikan-Nya. Di saat-saat terbaik, ya, kita harus mencari beberapa dari sepuluh ribu alasan yang kita miliki untuk memuji Dia.

Namun, saat-saat ketika kita benar-benar bernyanyi lebih dari biasanya adalah saat “whatever may pass” (“segala sesuatu yang telah berlalu”) adalah yang paling sulit, dan “whatever lies before me” (“segala sesuatu yang ada di hadapanku”) adalah yang paling sukar. Di masa-masa terberat dalam hidup, saat kita merasakan kehilangan terbesar dalam hidup, kita belajar untuk menyembah pada kedalaman baru dan dengan substansi yang lebih kental dan kaya.

Momen-momen paling bermakna dalam hidup dan saat-saat penyembahan yang paling menggetarkan jiwa biasanya terjadi bukan pada saat hidup terasa di puncaknya, tetapi pada saat kekuatan kita melemah. Bahkan pada saat akhir hidup kita (atau akhir dari orang yang kita kasihi) semakin dekat. Ini adalah saat-saat ketika kita menemukan lebih dari biasanya bahwa Allah benar-benar bersama kita dan melampaui berkat-berkat hidup ini. Dia benar-benar merupakan semua yang kita butuhkan.

Kita mungkin memiliki sepuluh ribu alasan untuk memuji-Nya pada saat-saat terbaik, tetapi satu alasan ini cukup untuk memuji Dia pada saat-saat terburuk: Dia adalah Allah. Apa pun yang direnggut dari kita, tidak ada yang bisa memisahkan kita dari-Nya.Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Rom 8:38-39).

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "10.000 Reasons."

You may also like...

Tinggalkan Balasan