7 Maret 2018 Artikel oleh David Mathis Editor Eksekutif, desiringGod.org
”Saya ingin berterima kasih kepada Tuan-dan-Juruselamat saya, Yesus Kristus . . .”
Jika itu merupakan kata-kata pertama yang keluar dari mulut seorang atlet setelah meraih sebuah kemenangan besar, kita merasa cukup yakin kalau ada orang injili di tengah-tengah kita. Meskipun momen seperti itu terasa tidak alami, kita menghargai semangat di balik pernyataan tersebut. Bahkan ketika merasa terganggu, pada waktu yang bersamaan, kita ingin merayakan insting-yang-baik bagi orang Kristen untuk mengakui Yesus tidak hanya sebagai Juruselamatnya saja, tetapi juga sebagai Tuannya.
”Tuan-dan-Juruselamat” menjadi semacam seruan populer yang dipakai kaum injili pada generasi terakhir ini dengan alasan yang baik. Frasa ini muncul dari pertempuran tahun 1980-an terkait perihal ”lordship salvation”; bahwa ”orang yang diselamatkan harus menunjukkan bukti adanya buah pertobatan yang nyata” (bahkan dengan akarnya yang tertanam kuat dalam Surat 2 Petrus 1:11; 2:20; 3:2, 18). Bisakah orang yang benar-benar lahir baru menerima Yesus sebagai Juruselamat, tetapi menolak-Nya sebagai Tuan? Mungkinkah Anda berdoa, maju ke depan, menuliskan komitmennya Anda, dan menerima-Nya sebagai Juruselamat, tetapi menolak ke-Tuan-an Yesus?
Suara-suara yang paling meyakinkan dalam perdebatan ini berdiri dengan kaki yang kokoh di atas batu karang firman Tuhan itu sendiri. Mereka menunjukkan ketika seseorang ingin menerima Yesus sebagai Juruselamat, berarti mereka harus menerima-Nya sebagaimana adanya Dia — bahwa ”Yesus adalah Tuan”. Anda tidak dapat menolak ke-Tuan-an Yesus dan tetap mengakui-Nya sebagai seorang Juruselamat yang sanggup membebaskan Anda dari neraka. Memang tidak ada orang yang langsung memahami semua dimensi ke-Tuan-an Yesus ketika pertama kali beriman-percaya pada-Nya. Namun, ketika kita belajar lebih mendalam tentang Kristus-yang-sejati, kita menerima-Nya sebagaimana adanya Dia.
Apakah ”Tuan-dan-Juruselamat” Saja Memadai?
Saya berterima kasih kepada mereka yang telah berjuang memberitakan ke-Tuan-an Kristus sejak satu generasi yang lalu dan terus memberitakan hal tersebut sampai hari ini.
Terkait pelayanan-dan-konteks sebagai seorang gembala, saya menganggap frasa ”Tuan-dan-Juruselamat” sebagai sesuatu yang penting dan sekaligus belum memadai. Masih banyak yang perlu disampaikan mengenai siapakah Yesus sesungguhnya bagi kita.
Ketika melakukan Perjamuan Tuhan di gereja pada Minggu pagi, ketika mengajar anak-anak di rumah dan Sekolah Minggu, kita tidak hanya memperkenalkan Yesus sebagai ”Tuan-dan-Juruselamat”. Kita tahu akan lebih membantu jika menambahkan istilah ketiga pada frasa injili yang sudah populer ini — untuk membantu memperjelas mengenai Tuan yang seperti apa dan Juruselamat yang seperti apa. Kita ingin menerima Yesus yang itu.
Tuan yang Seperti Apa?
Tuan yang seperti apakah Yesus itu? Yesus adalah Pribadi yang tidak hanya pantas untuk ditaati, tetapi yang juga telah memenangkan rasa kagumnya kita. Dia seperti seorang Raja yang tidak hanya diakui melalui pembayaran pajak dan pelayanan militernya kita, tetapi juga melalui penghormatan-dan-kegembiraannya kita.
Ia bukan seorang tuan yang egois, melainkan yang rela berkorban. Ia bukan seorang tuan yang kejam, melainkan yang baik hati. Ia bukan seperti Pangeran John yang merasa terancam kekuasaannya-dan-seorang pengecut yang melawan Robin Hood, melainkan seperti Raja Richard yang tampan-dan-murah hati; seorang raja yang kedatangannya dirindukan oleh rakyatnya. Ia bukan seorang raja seperti Scar, melainkan seperti Mufasa. Ia bukan seperti Denethor, melainkan seperti Aragorn. Ia bukan seperti Si Penyihir Putih, melainkan seperti Aslan.
Dia adalah seorang Tuan yang juga sekaligus merupakan harta kita yang terbesar. Dia seperti seorang tuan yang begitu baik hingga kita bersedia menjual seluruh harta miliknya kita untuk menjadi hamba-Nya; untuk memberikan diri kita sepenuhnya bagi harta-yang-terpendam tersebut (Mat. 13:44). Dia adalah mutiara-yang-sangat-berharga tersebut (Mat. 13:45–46). Kita bukan saja melihat Ia berkuasa, melainkan ”benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan” (1 Pet. 2:3). Dia bukan seorang tuan yang kita hina, melainkan yang kita kagumi. Dia adalah seorang tuan yang memberi, bukan yang menuntut (Mat. 18:27). Dia adalah ”Tuhan kita Yesus Kristus… yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita” (2 Tes. 2:16).
Dia bukan hanya seorang ”Tuan”, melainkan juga ”Harta”. Dia seperti seorang tuan yang kita senangi.
Juruselamat Yang Seperti Apa?
Juruselamat yang seperti apakah Yesus itu? Yesus adalah Pribadi yang tidak hanya pantas menerima ungkapan terima kasihnya kita, tetapi juga yang memenangkan kasihnya kita. Dia, yang adalah Sang Air Hidup itu sendiri, seperti seorang penyelamat yang menarik kita dari kobaran api.
Dia bukanlah seperti penjaga pantai yang menyelamatkan kita dari arus-bawahnya laut sehingga bisa membawa kita kembali pada keluarganya kita. Namun, Yesus seperti seorang ayah yang menyelamatkan kita dari arus-pecahnya laut demi dirinya sendiri sehingga bisa memberi kita pelukan terlama, terhangat, dan yang paling berkesan. Penyelamatannya tidak seperti para polisi, paramedis, pemadam kebakaran, atau tentara (dengan segala hormat) yang hanya sekadar melakukan pekerjaannya saja. Namun, dalam penyelamatan-Nya, Ia menunjukkan kasih-Nya yang bersifat pribadi; yang didasari oleh sebuah perjanjian; dan bersifat kekal bagi kita. Keselamatannya kita tidak menggambarkan komitmen-Nya pada karya-Nya sebesar komitmen-Nya pada anak-Nya.
Dia bukan hanya seorang ”Juruselamat”, melainkan juga ”Harta”. Dia adalah seorang Juruselamat yang juga merupakan ”harta di sorga yang tidak akan habis” (Luk. 12:33).
Harta yang Seperti Apa?
Sama seperti Yesus sebagai ”Harta” yang memberi gambaran bagi kita bagaimana menerima-Nya sebagai Tuan-dan-Juruselamat, begitu pula dengan keilahian-dan-karya-penyelamatan-Nya yang telah menyatakan dan memperkaya kenikmatan dari mutiara-yang-sangat-berharga tersebut. Harta yang seperti apakah Dia? Yesus bukanlah sesuatu yang kita beli, sembunyikan, dan kuasai, melainkan seseorang yang dengan senang hati kita taati; seseorang yang kepada-Nya dengan senang hati kita menyatakan kesetiaannya kita.
Inilah Tuan-dan-Hartanya kita. Yesus tidak hanya berdiri di atas kita dan menerima sembah sujudnya kita, tetapi Dia juga membungkuk begitu rendah bagi kita dan berada di bawah kita untuk melayani kita. Dia seperti Harta yang tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan menjadi sama dengan manusia. Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Fil. 2:6-8). Inilah Juruselamat-dan-Hartanya kita. Dia adalah seorang Juruselamat yang membuat kita menganggap segala sesuatu rugi ”karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya” (Fil. 3:8).
Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan segala dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan” (Fil. 2:9-11). Dia adalah Harta yang dengan senang hati menyelamatkan kita; yang dengan senang hati kita panggil sebagai Tuannya kita. Yesus adalah ”Tuan, Juruselamat, dan Harta”-nya kita.
***
Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul 'Jesus is More than Your Savior.'