BAB1
Apa yang Alkitab Ajarkan
Argumen 8:
Banyaknya argumen yang kuat.
Saya akan menyertakan argumen-argumen yang menentang pemikiran ”kehendak-bebas”. Saya hanya akan membahasnya secara ringkas, tetapi setiap argumen ini akan menghancurkan pemikiran ”kehendak-bebas” secara menyeluruh.
Sebagai contoh, sumber kasih karunia yang menyelamatkan kita adalah rencana kekal Allah. Memahami hal ini seharusnya tidak membuat kita masih berpikir kalau Allah bermurah hati kepada kita karena terkait sesuatu yang mungkin akan kita kerjakan kelak.
Argumen lain terkait fakta kalau Allah menjanjikan keselamatan melalui kasih karunia (kepada Abraham) sebelum Allah memberikan hukum Taurat. Paulus menyatakan (Rom. 4:13-15; Gal. 3:15-21) jikalau saat ini kita diselamatkan karena tekun melakukan hukum Taurat karena ”kehendak-bebas”, ini berarti janji keselamatan melalui kasih karunia telah dibatalkan. Berarti, iman menjadi tidak berarti.
Paulus menyatakan kalau hukum Taurat hanya bisa menyatakan (expose) keberadaan dosa, namun tidak bisa meniadakannya. Karena ”kehendak-bebas” itu terkait ketekunan melakukan hukum Taurat, maka tidak mungkin ada kebenaran yang bisa didapatkan melaluinya.
Terakhir, kita berada di bawah murka Allah karena dosa ketidaktaatan Adam. Kita semua berada di bawah murka-Nya sejak lahir, termasuk mereka yang memiliki ”kehendak-bebas” – jika memang ada yang memilikinya! Lantas, bagaimana ”kehendak-bebas” bisa membantu kita kecuali untuk berdosa dan dimurkai?
Saya bisa saja tidak menggunakan argumen-argumen ini dan cukup membuat tafsiran atas tulisan Paulus. Namun, saya ingin menunjukkan betapa bodohnya musuh-musuh saya, yang telah gagal melihat hal sederhana yang sudah begitu jelas. Biarkan mereka sendiri yang memikirkan argumen-argumen ini.
