Sukacita Surga
15 Maret
Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org
”Ketika Yesus berjumpa dengan orang yang kerasukan setan di Gadara, setan-setan itu berteriak, katanya: ’Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”
(Mat. 8:29)
Para setan mempelajari sebuah misteri pada bagian ini. Mereka tahu bahwa mereka sudah kalah. Mereka tahu bahwa Anak Allah akan menjadi pemenang. Namun, mereka tidak mengetahuinya sampai hal itu terjadi; bahwa Kristus datang sebelum masa kekalahan-finalnya mereka tiba.
Kristus tidak akan menunggu sampai akhir peperangan untuk memimpin pasukan-Nya ke dalam pertempuran. Dia sudah mulai memimpin pasukan subversif-Nya ke dalam wilayahnya Iblis. Dia sudah melatih para ”pasukan-penyelamat” untuk melakukan operasi penyelamatan yang berani. Kristus sudah merencanakan banyak taktik kemenangan sebelum masa kemenangan-final strategis tersebut tiba.
Mentalitas masa perang yang dihasilkan adalah ini: Karena kekalahan Iblis itu sudah pasti, dan dia mengetahui hal itu, maka kita bisa selalu mengingatkannya tentang hal itu ketika dia menggoda kita untuk mengikutinya. Kita bisa tertawa dan berkata, ”Engkau gila. Siapa yang mau bergabung dengan pecundang?!”
Gereja adalah musuh yang sudah dibebaskan dari ”ilah zaman ini” (2 Kor. 4:4). Kita adalah para gerilyawan dan pengganggu. Kita melakukan perlawanan terhadap kerajaan-pemberontak dari ”penguasa kerajaan angkasa” (Efe. 2:2).
Situasi ini memang tidak aman, namun menggetarkan hati. Banyak nyawa yang hilang. Pasukan Iblis selalu mengintai aktivitas subversif kita. Kristus sudah menjamin kebangkitan semua orang yang berjuang sampai mati. Namun, Dia tidak menjamin mengenai kenyamanan; penerimaan dari dunia; atau kemakmuran di wilayah musuh.
Banyak yang dengan senang hati telah menyerahkan hidup mereka di medan perang guna menjalankan tugas dari Sang Komandan. Saya tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk hidup — atau mati!
Artikel ini diterjemahkan dari "Subversive for the Savior."
