Sepuluh Strateginya Iblis Melawan Anda

 


4 Oktober 2016
Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org


Salah satu fakta yang paling menyedihkan tentang kehidupan ini adalah bahwa semua manusia memiliki musuh supernatural/gaib yang bertujuan menggunakan rasa sakit dan kesenangan untuk membuat kita menjadi buta; bodoh; dan sengsara — untuk selama-lamanya. Alkitab menyebut dia “Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia… pendakwa” (Why. 12:9–10), “penguasa dunia ini” (Yoh. 12:31), dan “ilah zaman ini” (2 Kor. 4:4).

Dialah “lawan” kita yang berkeliaran seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Pet. 5:8). Namun, dalam perbudakan yang paling mengerikan dan tanpa disadari itu, seluruh dunia dengan rela “mentaati penguasa kerajaan angkasa, roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka” ( Efe. 2:2 ). Ketika di tahap paling sukses, para budaknya tanpa sadar berjalan menuju kehancuran; dan membawa sebanyak mungkin orang bersama mereka.

“Perjuangan yang baik” ( 1 Tim. 1:18 ) yang saya tulis dengan judul “ Bangkit dan Berperang ” mencakup perlawanan harian melawan musuh ini ( 1 Pet. 5:9 ; Yak. 4:7 ); mogok harian untuk memberi memberinya kesempatan ( Efe. 4:27 ); dan perlawanan sehari-hari terhadap siasatnya ( Efe. 6:11 ).

Talinya Iblis — dan Kehancuran yang Akan Datang

Allah berdaulat atas Iblis. Iblis tidak mempunyai kebebasan di dunia ini. Dia terikat sehingga tidak bisa melakukan apa pun selain yang diizinkan Allah. Karena itu, dia harus meminta izin terlebih dahulu — seperti dalam kasusnya Simon Petrus ketika Yesus mengungkapkan, “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum” ( Luk. 22:31 ). Dalam kasusnya Ayub: “Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya” ( Ayub 2:6 ).

Jadi, jelaslah bahwa Allah melihat peran Iblis yang terus-menerus sebagai sesuatu yang penting bagi berbagai tujuan-Nya di dunia karena jika Allah menghendaki maka Iblis akan dilemparkan ke dalam lautan api pada saat ini, bukan pada akhir zaman kelak. ”… Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan… [akan] disiksa siang malam sampai selama-lamanya” ( Why. 20:10 ). Kekalahan totalnya akan datang; dan sudah pasti-pasti. Hanya belum terjadi saja.

Hamba yang Tidak Disadari Bagi Pengudusan Kita

Allah bermaksud bagian dari persiapan kita menuju surga adalah kehidupan yang berperang melawan neraka. Dia menyebutnya sebagai “perjuangan yang baik” ( 1 Tim. 1:18 ) dan “pertandingan iman yang benar” ( 1 Tim. 6:12 ). Hal ini baik bukan karena kita mungkin terbunuh (yang mungkin saja bisa terjadi! — Why. 2:10 ), melainkan karena semua baku tembak ini memurnikan emas-iman kita ( 1 Pet. 1:7 ), baik dalam hidup dan mati.

Allah adalah Jenderal yang agung dalam peperangan ini. Dia telah memberi kita walkie-talkie-doa untuk meminta bantuan: “dan terimalah… pedang Roh, yaitu firman Allah… Berdoalah setiap waktu…” ( Efe. 6:17–18 ).

Dia melihat di garis belakangnya musuh dan tahu persis strategi apa yang akan digunakan melawan kita. Dia telah menuliskannya dalam buku pedoman masa perang sehingga kita tidak sampai diperdaya oleh Iblis. Alasan mengapa kita tidak diperdaya [Iblis] karena kita “mengetahui apa maksud-maksudnya” ( 2 Kor. 2:11 ).

Panduan Dasar tentang Strateginya Iblis

Jika Anda memerlukan penyegaran tentang apa saja “maksud-maksudnya” (strategi-strateginya) Iblis tersebut, berikut ini adalah ringkasannya. Semoga Allah menjadikanmu sebagai seorang pejuang yang perkasa! Semoga Dia “mengajar tanganmu untuk bertempur dan jari-jarimu untuk berperang” ( Maz. 144:1 ).

1. Iblis berdusta dan merupakan bapa segala dusta.

“… Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” ( Yoh. 8:44 ). Pertama kali Iblis muncul dalam Alkitab dalam Kitab Kejadian 3. Kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah kecurigaan terhadap kebenaran (“Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”). Perkataan kedua yang keluar dari bibirnya adalah kebohongan yang halus (“Sekali-kali kamu tidak akan mati”). Yohanes mengatakan bahwa Iblis “tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran” ( Yoh. 8:44 ). Kita sedang berhadapan dengan esensi dari kepalsuan-dan-penipuan.

2. Dia membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya.

“… orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus…” ( 2 Kor. 4:4 ). Jadi, Iblis tidak hanya mengatakan mengenai apa yang salah. Dia [juga] menyembunyikan apa yang benar. Dia menghalangi kita untuk melihat harta-Injil. Dia membiarkan kita melihat berbagai faktanya, bahkan berbagai buktinya, namun tidak sampai melihat betapa berharganya hal tersebut.

3. Dia menyamar dengan kostum terang-dan-kebenaran.

Dalam Surat 2 Korintus 11:13–15 , Paulus berkata bahwa ada orang yang menyamar sebagai rasul, padahal ia bukan rasul. Dia menjelaskan seperti ini: “… sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran.”

Dengan kata lain, Iblis memiliki hamba-hambanya yang mengakui kebenaran minimum untuk bergabung dengan Gereja. Kemudian, dari dalam Gereja, mereka mengajarkan apa yang disebut Paulus sebagai “ajaran setan-setan” ( 1 Tim. 4:1 ). Yesus berkata kalau mereka akan menjadi seperti serigala yang berbulu domba ( Mat. 7:15 ). Kitab Kisah Para Rasul 20:30 mengatakan kalau mereka tidak akan menyayangkan kawanan domba, tetapi akan membawa manusia ke dalam kebinasaan. Tanpa karunia untuk memilih-dan-memilah yang berasal dari Allah ( Fil. 1:9 ), maka kasih kita akan terjerumus ke dalam kebodohan.

4. Iblis melakukan berbagai tanda dan mukjizat

Dalam Surat 2 Tesalonika 2:9 , hari-hari terakhir digambarkan seperti ini: “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, yang akan disertai kuasa, dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dari kebohongan.” Itu terjemahan bebasnya versi saya. Beberapa orang menerjemahkannya “dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu”. Namun, terjemahan ini membuat tanda dan mukjizat tersebut [seolah-olah] terlihat tidak nyata. Faktanya, beberapa orang mengatakan bahwa Iblis hanya bisa memalsukan mukjizat. Saya meragukan [pandangan] itu. Bahkan jika itu benar, tiruannya tersebut akan cukup bagus untuk terlihat nyata bagi hampir semua orang.

Salah satu alasan mengapa saya ragu bahwa Iblis hanya bisa memalsukan mukjizat adalah karena dalam Injil Matius 24:24 Yesus menggambarkan hari-hari terakhir seperti ini: “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” Tidak ada petunjuk bahwa “tanda-tanda dan mujizat-mujizat” ini hanyalah tipuan.

Biarkan keyakinannya Anda didasarkan pada sesuatu yang jauh lebih dalam daripada ketidakmampuannya Iblis untuk melakukan berbagai tanda dan mukjizat. Bahkan tanda-tanda dan mukjizat yang nyata yang mendukung pernyataan anti-Kristen tidak membuktikan apa pun bahkan ketika hal itu dilakukan “dalam nama Yesus”. [Akan ada yang bertanya:] “Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu?” Yesus akan menjawab pertanyaan ini: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” ( Mat. 7:22–23 ). Masalahnya bukan karena tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat itu tidak nyata, namun karena berbagai hal tersebut bertujuan untuk kepentingan dosa.

5. Iblis menggoda manusia untuk berbuat dosa.

Inilah yang dilakukannya terhadap Yesus di padang gurun meskipun gagal — Iblis ingin Yesus meninggalkan jalan penderitaan dan ketaatan ( Mat. 4:1–11 ). Inilah yang berhasil dilakukannya terhadap Yudas pada jam-jam terakhir kehidupan-Nya Yesus ( Luk. 22:3–6 ). Dalam Surat 2 Korintus 11:3, Paulus memperingatkan hal ini bagi semua orang-percaya: “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus…”

6. Iblis mencabut firman-Nya Allah dari hati manusia dan menghimpit iman mereka.

Yesus menceritakan perumpamaan tentang empat jenis tanah dalam Injil Markus 4:1–9 . Dalam perumpamaan tersebut, benih firman-Nya Allah ditaburkan. Ada yang jatuh di jalan dan burung-burung segera mengambilnya. Yesus menjelaskan di ayat 15, “… lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.” Iblis merampas firman itu karena ia membenci iman yang dihasilkan firman itu ( Rom. 10:17 ).

Paulus mengungkapkan keprihatinannya terhadap imannya jemaat Tesalonika seperti ini: “…. [aku] telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia” ( 1 Tes. 3:5 ). Paulus mengetahui bahwa rencananya Iblis adalah untuk menghimpit iman orang-orang yang telah mendengar firman-Nya Allah.

7. Iblis menyebabkan beberapa jenis sakit penyakit.

Yesus pernah menyembuhkan seorang wanita yang [sakit sampai] bungkuk [punggungnya] dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika beberapa orang mengkritik Dia karena melakukan hal itu pada hari Sabat, dia berkata, “Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?” (Luk. 13:16). Yesus melihat Iblis sebagai penyebab sakit-penyakit ini.

Dalam Kitab Kisah Para Rasul 10:38 , Petrus menggambarkan Yesus sebagai Dia yang “berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis”. Dengan kata lain, Iblis sering menindas manusia dengan sakit-penyakit. Ini juga merupakan salah satu strateginya.

Namun, jangan sampai salah dengan mengatakan bahwa setiap sakit penyakit adalah ulahnya Iblis. Yang pasti, meskipun “duri dalam daging” adalah rancangan-Nya Allah untuk pengudusan kita, hal itu juga bisa jadi berupa “utusan Iblis” (2 Kor. 12:7). Namun, ada contoh lain ketika sakit-penyakit ini semata-mata disebabkan oleh rancangan-Nya Allah tanpa merujuk pada Iblis: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh. 9:3). Yesus merasa tidak perlu menyertakan Iblis sebagai pelaku dalam rancangan belas kasihan-Nya.

8. Iblis adalah seorang pembunuh.

Yesus berkata kepada mereka yang berencana untuk membunuh-Nya, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.  Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran…” (Yoh. 8:44). Yohanes berkata, “bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya…” (1 Yoh. 3:12). Yesus mengatakan kepada jemaat Smirna yang tidak bersalah, “… Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara… Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Why. 2:10).

Singkatnya, Iblis itu haus darah. Kristus datang ke dunia agar kita mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10). Iblis datang untuk menghancurkan kehidupan di mana pun dia bisa dan pada akhirnya untuk menjadikan orang tersebut sengsara untuk selama-lamanya.

9. Iblis menentang rencananya para misionaris.

Paulus bercerita tentang bagaimana rencana misionarisnya gagal dalam Surat 1 Tesalonika 2:17–18: “…[Kami] dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu… tetapi Iblis telah mencegah kami.” Iblis membenci penginjilan-dan-pemuridan. Dia akan melemparkan segala rintangan yang bisa dilakukannya untuk menghalangi para misionaris dan orang-orang yang bersemangat untuk melakukan penginjilan.

10. Iblis mendakwa orang Kristen di hadapan Allah.

KItab Wahyu 12:10 menyatakan, “Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ‘Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.'” Kekalahan Iblis memang sudah pasti-pasti. Namun, dakwaannya belum berhenti.

Hal yang sama terjadi pada kita dan Ayub. Iblis seolah-olah berkata kepada Allah tentang kita, “Mereka tidak sungguh-sungguh mengasihi-Mu. Mereka hanya menyukai manfaat yang didapatkan dari-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang mereka miliki, maka mereka akan mengutuk-Mu di hadapan-Mu” (Ayub 1:11). Iman mereka tidaklah nyata. Iblis mendakwa kita di hadapan Allah, seperti yang dlakukannya terhadap Ayub. Namun, adalah hal yang mulia bahwa para pengikut-Nya Yesus mempunyai seorang Pembela yang “hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara bagi mereka” (Ibr. 7:25).

Iblis Tidak Akan Menang

Itulah beberapa strateginya Iblis. Jalan menuju kemenangan dalam peperangan ini adalah dengan berpegang teguh pada Kristus yang telah memberikan pukulan telak.

  • Surat 1 Yohanes 3:8: “… Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.”
  • Surat Ibrani 2:14: “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia [Kristus] juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis.”
  • Surat Kolose 2:15: “Ia [Allah] telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.” Dengan kata lain, pukulan telak telah terjadi di Golgota.
  • Injil Markus 3:27: “Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu…”.
  • Kitab Wahyu 20:10 menyatakan suatu hari peperangan akan berakhir: “Iblis… [akan] dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang… disiksa siang malam sampai selama-lamanya” (lih. Mat. 8:29; 25:41)

Lawan!

Yakobus berkata, “… lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yak. 4:7). Bagaimana kita melawannya? Beginilah cara mereka melawannya menurut Kitab Wahyu 12:11: Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Mereka menerima kemenangan Kristus melalui darah-Nya. Mereka menyampaikan kebenaran itu dengan iman. Mereka tidak takut mati. [Karena itu,] mereka menang.

Perjanjian Baru menyoroti doa sebagai pengiring yang meresap dalam setiap pertempuran. “… terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah , dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh…” (Efe. 6:17–18).

Ketika akhir zaman ini semakin dekat dan Iblis mengamuk, maka Yesus memanggil kita untuk berdoa di masa perang: “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk. 21:36). Demikian pula, Petrus memberitakan mengenai seruan yang mendesak untuk berdoa pada akhir zaman: “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa ” (1 Pet. 4:7).

Bahkan Yesus berperang melawan Iblis mewakili kita dengan senjata-doa. Dia berkata kepada Petrus dalam Injil Lukas 22:31–32, “… Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Jadi, Yesus mengilustrasikan kepada kita mengenai suatu bentuk perlawanan, terhadap ancaman tertentu dari Iblis, dengan berdoa.

Tentu saja, Yesus memerintahkan kita untuk menjadikan doa sebagai senjata perlindungan sehari-hari secara umum: “… janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Mat. 6:13). Artinya, bebaskanlah kami dari godaan-yang-berhasil tersebut dari si jahat. Apakah Anda menghadapi strateginya Iblis dengan kekuatan doa yang terfokus-dan-tekun?

Tidak Ada Zona Netral

Pertanyaannya bukanlah mengenai apakah Anda ingin ikut serta dalam perang ini. Semua orang berada di dalamnya. Entah kita dikalahkan oleh Iblis dan kemudian mengikuti si “penguasa kerajaan angkasa” (Efe. 2:2) seperti seekor ternak ke tempat penyembelihan atau kita melawan – “Lawanlah dia dengan iman yang teguh…” (1 Pet. 5:9).

Tidak ada zona netral. Anda mungkin akan menang “oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian-“nya Anda atau Anda akan diperbudak oleh Iblis. Karena itu, “ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” (2 Tim. 2:3) dan “memperjuangkan perjuangan yang baik” (1 Tim. 1:18). Berdoalah senantiasa!Tuhan Yesus masihlah seorang pejuang pada saat ini sama halnya seperti pada masa lalu. Maka, saya sekali lagi mendorongmu: Datanglah kepadanya sebagai prajurit dari Raja Damai dan belajarlah untuk mengatakan, “Dia yang mengajar tanganku untuk bertempur” (Maz. 144:1).

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "Satan’s Ten Strategies Against You."

You may also like...

Tinggalkan Balasan