Pengajar-pengajar Kristen

Yak. 3:1 (AYT)
Saudara-saudaraku, jangan ada banyak di antara kamu yang menjadi guru karena kamu tahu bahwa kita yang mengajar akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat.



Karena Yakobus menujukan perintah ini bagi “saudara-saudaraku”, berarti perintah ini ditujukan bagi orang yang sudah beriman-percaya. Bukankah tidak lagi akan ada penghukuman bagi orang yang beriman-percaya (Rom. 8:1)? Lantas, mengapa seorang guru yang salah mengajar “akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat”?

Ini terkait dengan urusan yang “jahat” ketika berlangsungnya “takhta pengadilan Kristus” kelak (2 Kor. 5:10). Setiap orang Kristen akan diadili di pengadilan ini, namun tidak terkait dengan perihal keselamatan seseorang. Di pengadilan inilah upah kita melayani Sang Raja akan ditentukan. Inilah sebabnya Paulus berkata “sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi” (1 Kor. 4:3). Pendapat Tuhan tentang pelayanan kita yang terpenting, bukan jumlah like dan follower.

Melalui bagian ini, Yakobus ingin mengingatkan betapa fatalnya ketika seorang guru salah mengajar jemaat. Efek kesalahannya bisa berdampak begitu luas dan fatal. Misalnya, benarkah berbahasa roh yang dimaksud Alkitab adalah ber-syabalala? 

Karena ada guru-guru yang salah mengajar, entah sengaja atau tidak, setidaknya hari ini di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 500 juta manusia yang dibuat percaya kalau video di atas adalah contoh karunia berbahasa roh. Jika mereka mengajarkan hal ini sebagai guru palsu, maka “bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat” (2 Pet. 2:17).

Jika para guru ini sebenarnya tahu kalau ajaran itu salah, tetapi dengan sengaja tidak mengoreksinya, maka prinsip di balik ancaman Allah di Kitab Yehezkiel 3:18-19 berlaku padanya.

Inilah sebabnya Yakobus mewanti-wanti supaya “jangan ada banyak di antara kamu yang menjadi guru”. Kalau memang bukan Tuhan yang panggil-dan-gerakkan kita menjadi pengajar (Efe. 4:11), jangan coba-coba. Ini bukan karir; bukan profesi. Jangan karena menginginkan ketenaran dan-atau harta berlimpah, Saudara lantas coba-coba berkhotbah dari mimbar ke mimbar. Misalnya saja seperti ini.

Entah Yak. 3:1 atau 2 Pet. 2:17 yang akan berlaku, dua-duanya bukan sesuatu yang Saudara inginkan untuk dibawa-bawa sampai ke dalam kekekalan.

You may also like...

Tinggalkan Balasan