Penderitaan dan Kesabaran

Yak. 5:10 (AYT)
Saudara-saudaraku, sebagai teladan penderitaan dan kesabaran, lihatlah para nabi yang berbicara dalam nama Tuhan.


Ketika kita setia berbicara dalam nama Tuhan, pahamilah kalau bukan sambutan hangat yang akan kita terima. Saudara justru akan dibenci dan dikucilkan. 

https://youtu.be/IfBWZG3uvuc

Itulah sebabnya Yesus mengingatkan: “Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi” (Luk. 6:22-23). Inilah resiko bagi orang yang setia memberitakan kebenaran Tuhan. 

Apakah hanya Alkitab yang merupakan Firman Tuhan? Ya.

Apakah hanya Allah Tritunggal Yang Maha Esa yang adalah Allah yang hidup-dan-sejati? Ya.

Apakah Yesus satu-satunya jalan menuju keselamatan? Ya.

Cobalah Saudara dengan setia, tanpa kompromi, memberitakan tiga hal di atas saja. Berapa milyar manusia di muka bumi ini yang akan membenci-dan-mengucilkan Saudara? Itulah konsekuensi bagi Saudara yang “berbicara dalam nama Tuhan”. Hanya ada salib yang tersedia, tidak ada mahkota. 

Namun, Yakobus menyatakan kalau kita yang setia melakukannya, yang telah bertekun, sebagai orang yang berbahagia. Kita yang melakukannya dengan sabar, teguh, dan tanpa bersungut-sungut akan berakhir bahagia; happy ending. Yakobus memakai kisah Ayub untuk menguatkan hati para pembacanya untuk tetap bertekun dalam penderitaannya. Setelah diuji dengan hebat, kisah Ayub memang berakhir indah (Ayb. 42:10-17). 

Masihkah kita akan tetap beriman jika diuji seperti Ayub? Cara Tuhan memang tidak akan pernah cocok dengan kedagingan kita. Apa pun yang harus kita jalani saat ini, kelak hanya akan membuat kita lebih memuliakan Allah. Pada saat itu barulah kita paham kalau semua kesusahan-dan-kesulitan yang terjadi dalam hidup kita ternyata baik adanya (Rom. 8:28). Karena itu, Yakobus mengingatkan kalau Allah yang menguji-dan-memurnikan kita ini adalah Allah yang “maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak. 5:11).

Apa pun ujian kita saat ini, Yakobus mengingatkan kita untuk tetap bertekun. Mahkota kebenaran akan dikaruniakan pada kita (2 Tim. 4:8). Kisah ini pasti berakhir indah (Why. 21:3-7). Namun, “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis 14:22). Karena itulah, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:6).

You may also like...

Tinggalkan Balasan