Sekitar 450-500 tahun sebelum Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggangi keledai, peristiwa ini sudah dinubuatkan oleh nabi Zakharia (Zak 9:9). Pada zaman kuno seorang jenderal yang mendatangi benteng musuh dengan menunggangi keledai menandakan tanda perdamaian; seperti halnya simbol “bendera putih” pada masa kini. Mereka ingin bicara baik-baik dengan pihak musuh.
Inilah perbedaan utama Kekristenan dengan agama lain. Tuhan yang mencari kita terlebih dahulu, bukan kita yang mencari-Nya. Tuhan yang mendatangi kita terlebih dahulu, bukan kita yang menemukan-Nya. Ia datang menawarkan perdamaian kepada musuh-musuh-Nya.
Ini menjadi titik awal dari minggu terakhir hidup Yesus di muka bumi. Diperkirakan setidaknya ada 250 ribu orang yang mengelu-elukan kedatangan Yesus saat itu; yang kelak dikenal dengan istilah “triumphal entry.” Sayangnya, antusias penduduk Yerusalem menyambut Yesus bukan karena ingin menyambut Mesias yang akan membebaskan mereka dari jerat dan kutukan dosa, tetapi cuma sekedar dari penjajahan bangsa Romawi. Definisi Mesias di kepala mereka begitu berbeda dengan apa yang diwahyukan di Kitab Suci.
Tidak begitu jauh berbeda sebenarnya dengan isi kepala-dan-hati para pengunjung gereja hari ini. Terima Yesus, maka masalah jadi hilang. Yang sakit jadi sembuh, yang miskin jadi kaya. Yesus bukanlah Sang Raja dan Sang Mesias bagi mereka, tetapi sekedar cuma jin di dalam botol.
Jadilah kehendakku, mengapa harus kehendak-Mu yang jadi? Isi doanya simply tentang “I, me, and myself.”
Maka, tidak mengherankan jikalau orang-orang ini begitu mudah kecewa dan berbalik badan. Hari Minggu mereka masih meneriakkan, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yoh 12:13). Penuh dgn pengharapan, penuh dgn sukacita.
Lima hari kemudian, orang-orang yang sama meneriakkan, “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” Dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut supaya Ia disalibkan. Akhirnya, mereka menang dengan teriak mereka (Luk 23:21, 23). Penuh dengan amarah, penuh dengan kebencian.
Orang-orang yang sama, namun dengan teriakan yang berbeda. Hanya dalam lima hari. Seperti orang-orang di Yerusalem ini jugakah kita hari ini? If you bless me, I will worship You. But, if You don’t, depart from me!
Siapakah Mesias bagi Saudara?