Referensi artikel: Klik di sini.
1 Pet. 5:6 (AYT)
Sebab itu, rendahkanlah dirimu di bawah tangan Allah yang penuh kuasa. Maka, Ia akan meninggikan kamu pada waktunya.
Jabatan dan kekayaan tidak perlu dikejar-kejar. Jika Tuhan ingin percayakan kepada kita, dalam sekejab Ia bisa memberikannya pada kita. Dari lantai penjara, Yusuf bisa tiba-tiba menjadi orang kedua yang berkuasa di Mesir (Kej. 41:39-45).
Siapa yang meninggikan Yusuf? Jelas-jelas “Allah yang penuh kuasa”. Kapan? Jelas-jelas “pada waktu-Nya”.
Jika setiap orang Kristen sungguh-sungguh beriman pada pernyataan “Ia akan meninggikan kamu pada waktunya”, mana mungkin ada konflik karena urusan jabatan di lingkungan gereja? Namun, kebalikannya yang justru terjadi. Seperti para murid, daging kita seringkali menuntut kita untuk menjadi yang terbesar (Luk. 9:46-48).
Pendeta tidak boleh berpolitik praktis? Lihatlah baik-baik apa yang sesungguhnya terjadi di balik mimbar. Apalagi kalau jabatan itu disertai uang dan aset yang melimpah, politik gereja bisa lebih jahat dan kejam dibandingkan politik dunia.
Mereka tidak bersedia merendahkan dirinya di bawah tangan Allah yang penuh kuasa. Karena itu, mana mungkin mereka percaya kalau “Ia akan meninggikan kamu pada waktunya”? Kalau bisa ikut waktuku, mengapa harus ikut waktu-Mu?
Marilah kita mengingat kembali kekayaan dan jabatan itu dari mana datangnya. Sekaya apa pun kita, kelak tidak bisa dibawa. Setinggi apa pun jabatan kita, kelak tetap harus ditinggal.
Karena itu, jangan lagi kita kejar-kejar jabatan. Mari kita merendahkan diri kita “di bawah tangan Allah yang penuh kuasa”.
Mzm. 75:6-7 (AYT)
Sebab, bukan dari timur atau barat, atau dari padang belantara datangnya peninggian itu, melainkan dari Allah yang adalah Hakim; Dia merendahkan yang satu dan meninggikan yang lain.