Menjelaskan Neraka Kepada Anak-Anak Kita

 

3 Mei 2017
Artikel oleh John Piper
Pendiri & Pengajar, desiringGod.org


Sebuah pertanyaan dari Michael: “Pendeta John, bagaimana membahas mengenai neraka dengan anaknya saya yang masih berusia 6 tahun? Ketika ada orang yang saya kasihi meninggal, dan juga orang-orang Kristen, saya katakan kepadanya bahwa mereka telah pergi ke surga. Namun, jika ada orang yang bukan orang Kristen meninggal, saya tidak ingin berbohong dan mengatakan bahwa mereka telah masuk surga. Namun saya tidak tahu bagaimana mengajarinya tentang neraka. Dia sangat cemas akan kematian dan saya khawatir membicarakan neraka akan membuatnya semakin cemas. Dia juga menjadi sangat kesal ketika melakukan kesalahan apa pun; atau ketika saya harus mengoreksinya. Saya tidak ingin dia merasa khawatir jika dia tidak taat maka dia akan berakhir di neraka. Bagaimana saya bisa mengajarinya mengenai hal ini?”

Izinkan saya memulai dengan membalikkan keadaan dan berkata bahwa kita seharusnya seratus kali merasa lebih khawatir terhadap anak berusia 6 tahun yang tidak merasa takut akan kematian-dan-neraka dibandingkan dengan anak yang merasa takut. Salah satu alasan kita mungkin tidak merasakan hal tersebut adalah karena ketika seorang anak tidak merasa takut, maka kita cenderung bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Dia anak kecil yang bahagia. Dia gadis kecil yang ceria. Ketika seorang anak mengalami kecemasan, mimpi buruk, ketakutan, maka semua naluri dan pikiran kita sebagai orangtua akan bekerja, dan bertindak, karena kita ingin membantu mereka. Tanpa kita sadari, anak yang tidak memiliki rasa takut itu mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan dari kewaspadaan-dan-perhatian dari orangtua ketimbang anak yang merasa sangat ketakutan.

Saya ingin menyemangati Michael bahwa masalah yang dia hadapi adalah masalah yang baik untuk dihadapi. Jika dia tidak menanganinya, maka akan ada lebih banyak alasan untuk merasa khawatir dibandingkan pada saat ini. Bagaimana kita membantu anak yang masih berusia 6 tahun menghadapi kenyataan yang mengerikan, yaitu mengenai neraka dan kematian? Hal yang utama adalah menyadari bahwa Allah bermaksud agar ketakutan kita yang nyata-dan-bijaksana terhadap neraka menjadi sarana untuk memperjelas-dan-menanamkan setidaknya lima realitas yang besar dalam hati kita. Lima Kebenaran yang Besar. Allah tidak bermaksud agar anak-anak-Nya mengalami neraka sebagai tujuan akhirnya, namun mengalami wanti-wanti akan neraka menjadi sarana untuk memperjelas-dan-menyatakan lima realitas yang besar ini. Hal ini berlaku untuk anak yang berusia 6 tahun dan juga untuk anak berusia 60 tahun. Michael, lihatlah momen ini, dalam kehidupan anak itu sebagai kesempatan emas untuk mengajarinya banyak hal yang menakjubkan. Neraka hanyalah latar belakang di mana berbagai hal tersebut kini menjadi nyata secara gemilang. Inilah kelima hal tersebut.

1. Takut akan neraka adalah kesempatan emas untuk memperlakukan Allah sebagai sesuatu yang besar; mulia; dan nyata. Sulit bagi manusia yang berdosa untuk merasakan realita mengenai Allah. Namun, jika Allah itu sendirilah yang menciptakan neraka, dan keagungan-Nya yang menjadikan neraka itu adil dan dapat dimengerti, maka ini adalah momen emas. Alasan mengapa neraka begitu mengerikan adalah karena Allah begitu agung sehingga meremehkan Dia adalah hal yang sangat jahat sehingga [seseorang] pantas menerima hukuman yang mengerikan ini.

Dengan kata lain, kengerian akan neraka merupakan sebuah petunjuk mengenai keberhargaan-Nya; keindahan-Nya; kebaikan-Nya; dan keadilan-Nya Allah yang tidak terhingga. Jika Dia kecil, jika Allah itu kecil, maka neraka akan menjadi suam-suam kuku. Karena Dia hebat, maka mencemooh Allah adalah hal yang mengerikan. Inilah momen emas bagaimana mendidik anak tentang betapa nyata-dan-agungnya Allah.

2. Ketakutan akan neraka adalah sebuah kesempatan emas untuk mengajarkan tentang natur dosa; dan betapa seriusnya dosa. Neraka adalah akibat dari kehidupan yang penuh dosa sehingga seorang anak perlu memahami apa itu dosa. Dosa adalah kegagalan dalam mencapai kemuliaan-Nya Allah; yaitu gagal melihat Allah sebagai Allah yang mulia; tidak menghormati dan berterima kasih kepada-Nya sebagai Allah yang mulia; tidak mengikuti Dia; dan tidak memuji-dan-memuliakan-Nya. Kita perlu memastikan bahwa anak-anak kita melihat hubungan langsung antara neraka dan dosa.

Tragedi yang besar-dan-menakutkan dari bertumbuh dewasa tanpa merasa takut akan neraka adalah, dalam kehidupan seperti itu, anak-anak tidak akan mampu melihat dosa sebagai sesuatu yang serius. Mereka tidak akan pernah sampai pada titik ketika dosa itu tampak begitu jahat-dan-keterlaluan karena mereka belum mendidik diri mereka sendiri mengenai hukuman atas dosa, yaitu neraka – sehingga mereka tidak akan melihatnya sebagai pelanggaran yang besar-dan-mengerikan terhadap Allah. Takut akan neraka adalah kesempatan emas untuk membawa anak-anak kita ke dalam terang atas kegelapan dosa yang mengerikan.

3. Takut akan neraka merupakan kesempatan emas untuk menyadarkan anak-anak kita akan realitas dan keadilan dari penghakiman akhir-Nya Allah. Ini adalah ajaran alkitabiah yang agung-dan-sentral bahwa semua umat manusia akan berdiri di hadapan-Nya Allah untuk memberikan pertanggungjawaban atas kehidupan mereka suatu hari kelak. Surat Ibrani 9:27 menyatakan: “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,”

Sungguh adalah suatu anugerah bagi seorang anak untuk bertumbuh dengan keyakinan yang mendalam bahwa seisi dunia akan menghadapi penghakiman suatu hari nanti. Hal ini akan memberikan keseriusan pada kehidupannya si anak. Para orangtua terlalu khawatir bahwa anak-anak mereka tidak akan bahagia karena merasa ketakutan akan dihakimi. Padahal, mereka seharusnya merasa khawatir bahwa anak-anak mereka akan bahagia tanpa merasa takut dihakimi. Neraka adalah kesempatan emas untuk membawa anak-anak ke dalam terang dan realitas akan penghakiman terakhir-Nya Allah.

4. Inilah kuncinya. Ini adalah kunci mutlak dari segala sesuatunya. Takut akan neraka adalah kesempatan emas untuk mengagungkan salib-Nya Kristus; keagungan-Nya Kristus; pengorbanan-Nya dan keagungan kasih-Nya; keagungan dari belas kasihan-Nya; keagungan dari kesabaran-Nya; keagungan dari belas kasih-Nya; dan keagungan kasih sayang-Nya. Juga, mengenai kedekatan-dan-persahabatan-Nya serta keagungan dari ke-lemahlembutan-Nya terhadap anak-anak; dan keagungan dari kuasa-dan-otoritas-Nya terhadap kematian dan neraka. Sungguh merupakan suatu momen emas bagi anak-anak untuk bertemu dan mengenal Kristus yang hidup; untuk bertemu dan mengenal kemuliaan dari apa yang dicapai-Nya di atas kayu salib. Obat dari ketakutan anak-anak kita bukanlah dengan menyembunyikan neraka, melainkan dengan menyingkapkan Kristus dan salib. Kita harus bersiap-siap untuk melukiskan pencapaian salib dengan warna-warna yang begitu mewah sehingga menutupi rasa takut akan neraka.

Salah satu tujuan besar dari wanti-wanti mengenai neraka di kalangan umat Allah adalah untuk membantu kita melihat kehebatan dari pencapaian dari kematian-Nya Kristus untuk melepaskan kita dari ketakutan akan neraka. Setiap malam – saya telah melakukan ini – setiap malam, ketika Anda masuk ke kamar anaknya Anda karena mimpi buruk tentang kematian; atau neraka; atau penghakiman, maka obatnya bukanlah dengan mengatakan bahwa neraka itu tidak nyata atau dengan cara apa pun meminimalkan teror tersebut. Obatnya adalah dengan bernyanyi kepada mereka tentang kemenangan Yesus atas musuh yang hebat ini. Mereka akan mendengar keyakinannya si ayah. Mereka akan mendengarnya ketika si ayah bernyanyi tentang kemenangan salib atas neraka. Kemudian Anda mengusap punggung mereka dan menyenandungkan lagu itu untuk mereka ketika tertidur dalam kedamaian Injil. Itulah tujuannya.

Bayangkan seperti ini: Jika ada pasukan besar yang datang menyerang desanya Anda, dan anaknya Anda mengetahuinya dan merasa ketakutan, bagaimana Anda dapat menghiburnya? Apakah Anda akan berbohong padanya dan berkata, “Meriam itu hanyalah petasan”? Omong kosong. Anda tidak akan melakukan itu. Anda bisa menunjukkan kepadanya suatu dasar pengharapan, pembebasan, dan itulah yang telah dicapai Kristus secara tak bercacat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Ketakutan akan neraka adalah kesempatan emas untuk memahami keagungan karya-Nya Kristus; yang telah mati bagi kita sehingga kita tidak menanggung murka. Beritahukan kepada anak-anak mengenai 1 Tesalonika 5:9-10. Tataplah mata mereka dan katakan, “Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka – atau neraka – “tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.” 

5. Takut akan neraka adalah kesempatan emas untuk membawa anaknya Anda ke dalam pengalaman hidup beriman yang tak mengenal rasa takut. Jika Anda bisa mengajari anaknya Anda keberanian dalam menghadapi neraka, berdasarkan kematian dan kebangkitan-Nya Yesus, maka Anda akan memberinya landasan untuk tidak merasa takut dalam menjalani hidup ini. Jadikan putranya Anda sebagai seorang pejuang, atau jadikan putrinya Anda sebagai seorang pejuang, karena tidak ada hal yang lebih besar yang bisa mereka hadapi. Tidak ada yang lebih mengancam mereka selain dosa; kematian; dan neraka.

Jika mereka tahu cara menaklukkan dosa, kematian, dan neraka melalui Kristus, maka mereka bisa menghadapi apa pun. Mereka tidak akan merasa takut dalam menjalani hidup ini. Hal baik apa yang akan mereka lakukan? Prestasi besar apa yang akan mereka capai ketika mereka menghadapi setiap musuh dengan keberanian karena mereka telah belajar dari Anda ketika mereka masih berusia enam tahun bahwa tidak ada yang bisa melemparkan mereka ke neraka, bahkan ketika neraka adalah musuh yang mengerikan?

Jangan lepaskan kesempatan ini. Jangan lewatkan momen emas ini dengan menggunakan rasa takut akan neraka sebagai sarana untuk memperjelas dan menegakkan kebenaran tentang 1) Allah yang maha besar-dan-mulia, 2) natur dosa yang mengerikan, 3) realitas dan keadilan dari penghakiman di masa depan, 4 ) keagungan salib dan Kristus yang telah menyelamatkan kita dari neraka, dan 5) kemuliaan dari hidup beriman yang tak mengenal rasa takut.

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "Explaining Hell to Our Children."

You may also like...

Tinggalkan Balasan