Karena Kristus juga telah menderita karena dosa-dosa, sekali untuk semua orang, yang benar mati untuk yang tidak benar, sehingga Ia dapat membawa kita kepada Allah…
Mengapa kita harus memilih jalan yang sukar dengan memilih “lebih baik menderita karena berbuat baik”? Karena jalan itulah yang dipilih Tuhan Yesus. Kristus telah menderita bagi kita dan meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejak-Nya (1 Pet. 2:21).
Tuhan Yesus telah memberi kita teladan dengan menunjukkan kasih yang begitu besar. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh. 15:13). Alasan mengapa kita bisa kembali kepada Allah semata-mata karena Tuhan Yesus “telah menderita karena dosa-dosa” kita. Ia “yang benar mati untuk yang tidak benar”.
Maka, sebagai pengikut-Nya, murid-murid-Nya, kita wajib hidup seperti Kristus hidup. Jika hidup benar harus membuat kita menderita, maka pilihlah jalan itu. Jika tidak bersedia berkompromi dengan dunia ini membuat kita harus dianiaya, maka pilihlah jalan itu.
Masuklah melalui gerbang yang sempit karena lebarlah gerbang dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan ada banyak yang masuk melaluinya. Sebab, sempitlah gerbang dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit yang menemukannya (Mat. 7:13-14).
Jika kita sudah sungguh-sungguh mengakui Yesus dari Nazaret sebagai “Tuan, Tuhan, dan Juruselamat” kita, maka memikul salib dan menyangkal diri menjadi bagian dari keseharian kita. Memilih “lebih baik menderita karena berbuat baik” menjadi salah satunya.