Memenangkan Berbagai Pertempuran Melalui Doa

19 Juli 1990
Artikel oleh John Piper
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org

Kuasa-Nya Allah dan Doanya Kita 

Melalui ke-mahatahuan-Nya dan hikmat-Nya yang tak terhingga, tidak ada keraguan kalau Allah sendiri yang telah menetapkan doa sebagai cara untuk merespon permohonan umat-Nya; untuk melakukan berbagai perbuatan yang ajaib. Allah telah menentukan kalau doa umat-Nya akan menjadi penyebab dari banyak kemenangan-Nya dalam berbagai medan pertempuran.

Sebagai contoh, dalam tahun keempat belas zaman raja Yehuda (Raja Hizkia), raja Asyur yang hebat-dan-kejam menyerang semua kota berkubu di Yehuda dan kemudian menaklukkannya. Yerusalem dikepung oleh ratusan ribu prajurit bersenjata lengkap dari Asyur. Yang tersisa dalam Yerusalem hanyalah sekelompok orang yang ketakutan; nabi bernama Yesaya; dan raja-yang-berdoa.  Utusan dari Kerajaan Asyur, juru-minuman-agung, berdiri dekat saluran kolam atas di jalan raya pada Padang Tukang Penatu dan mulai mengolok-olok mereka. Dia berkata kalau berharap pada Mesir akan seperti berharap kepada tongkat bambu yang patah terkulai. Dia mengejek mereka dengan menyatakan akan memberikan dua ribu ekor kuda jika mereka sanggup memberikan orang-orang dari pihak Kerajaan Yehuda untuk mengendarainya. Dia juga mencemooh TUHAN Allah: ”Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur?” (Yes. 36:18). Dia bahkan mengancam untuk membuat seisi kota kelaparan hingga mereka akan memakan tahinya dan meminum air kencingnya sendiri (Yes. 36:12). 

Elyakim, kepala istana, mendengar semua penghinaan ini dan memberitahukan perkataannya juru-minuman-agung kepada Raja Hizkia. Raja mengoyakkan pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung lalu masuklah ia ke rumah TUHAN. Raja mengutus bawahannya menemui nabi Yesaya dengan pesan: ”Maka baiklah engkau menaikkan doa untuk sisa yang masih tinggal ini” (Yes. 37:4). Yesaya merespon dengan memberikan janji mengenai pelepasan. Raja Asyur akan mendengar suatu kabar dan pulang ke Lakhis untuk sibuk berperang di medan yang lain. Memang kemudian hal itu yang terjadi. Namun, ancaman dari Asyur kembali diberikan. Utusan dari raja Asyur, membawa pesan pada Hizkia, menyatakan kalau mereka akan segera kembali dan membinasakan setiap orang dan segala sesuatu.

Kali ini, Hizkia sendiri yang langsung pergi ke rumah TUHAN, tanpa meminta Yesaya untuk mendoakannya. Perhatikan doanya Hizkia. Ini merupakan jenis doa yang akan mengalahkan musuh-musuh-Nya Allah dan memperluas Kerajaan-Nya di dunia ini. Kitab Yesaya 37:14-20 menyatakan kalau Hizkia pergi ke rumah TUHAN, membentangkan surat itu di hadapan TUHAN, dan berkata: 

Ya TUHAN, semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah segala perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mencela Allah yang hidup. Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan semua bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka, sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya  supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah TUHAN (Yes. 37:16-20). 

Ketika Hizkia memanjatkan doa tersebut, tanpa diberitahu sebelumnya mengenai hal ini, Yesaya menerima pesan dari TUHAN dan kemudian menyampaikannya pada Hizkia: 

Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: ”Tentang yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib…. inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia:…. Oleh karena engkau telah mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang…. giat cemburu TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini…. Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku” (Yes. 37:21-22, 29, 32, 35). 

Kemudian, melalui kedaulatan dari satu-satunya Allah Maha Esa, yang bertakhta di atas kerubim, yang menjadikan langit dan bumi, yang menguasai segala sesuatu di dalamnya, Allah membunuh 185.000 prajurit Asyur dalam perkemahannya. Anak-anaknya Sanherib yang kelak membunuhnya dengan pedang di Kuil Nisrokh, allah yang disembahnya. 

Dampak Dari Doa

Nah, poin yang sangat penting dari kisah ini tergambarkan dari perkataan Yesaya dalam Kitab Yesaya 37:21-22, ”Tentang yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia.” Tentang yang telah kaudoakan! Karena engkau telah berdoa, sebanyak 185.000 tentara musuh mati di tanahnya Yehuda. Coba pikirkan mengenai hal ini. Coba dipikirkan sejenak. Apakah doa bisa memenangkan berbagai pertempuran? Hizkia, karena engkau telah berdoa, raja terkuat dari yang terkuat di dunia telah dikalahkan – hilang dari panggung sejarah. Hizkia, karena engkau telah berdoa, kesaksian mengenai perjanjian kasih-Nya Aku dengan Daud dan giat cemburu-Nya TUHAN telah tersebar luas pada bangsa-bangsa. Semuanya itu terjadi karena satu orang yang telah berdoa.  

Jika ini merupakan satu-satunya kisah di Alkitab, poinnya akan jelas: ”Melalui ke-mahatahuan-Nya dan hikmat-Nya yang tak terhingga, tidak ada keraguan kalau Allah sendiri yang telah menetapkan doa sebagai cara untuk merespon permohonan umat-Nya; untuk melakukan berbagai perbuatan yang ajaib. Allah telah menentukan kalau doa umat-Nya akan menjadi penyebab dari banyak kemenangan-Nya dalam berbagai medan pertempuran.”

Namun, ini bukanlah satu-satunya kisah yang ada terkait hal ini. Putra saya yang berumur 14 tahun, Benyamin, sedang berada di Papua, New Guinea pada musim panas ini. Setelah menghabiskan waktu dua minggu dalam pelatihan misi remaja di Florida, dia dan kelompoknya terbang ke Sydney, lalu ke Port Moresby, kemudian ke Wewak, lalu dengan truk ke Pagwi dan dengan kano menuju Desa Hauna. Dia menelepon dari Los Angeles ketika sedang dalam perjalanan misinya. Saya mendapatkan satu kesempatan untuk mendorongnya untuk semakin bersemangat dalam berdoa. 

Noel dan saya sedang membaca Kitab Ezra dan Nehemia pada sore itu. Kami baru saja selesai membaca Kitab Ezra pasal 8. Jadi, saya berkata padanya: 

”Benyamin, ketika Ezra akan memulai misinya berangkat dari Babel untuk membangun kota Allah di Yerusalem, dia menolak untuk meminta bantuan dari Raja Artahsasta. Ia merasa malu meminta tentara Babel mengawal rombongannya di jalan. Sebaliknya, Ezra berkata kepada raja: ’Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.’ Jadi, Ezra dan rombongan berpuasa dan memohonkan hal itu kepada Allah. Alkitab kemudian menyatakan: ’Allah mengabulkan permohonan kami…. Tangan Allah kami melindungi kami dan menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun’ (Ezr. 8:23, 31). Jadi, Benyamin, kamu adalah seorang misionaris pada musim panas ini. Saya tidak menyewa pasukan militer untuk mengawalmu supaya bisa tiba dengan selamat di Desa Hauna, yang berjarak begitu jauh dari kami. Namun, putraku, saya tahu mengenai satu hal: ’Tangan Allah melindungi setiap orang yang mencari-Nya. Jika kita berdoa, Allah akan berperang bagimu dan membalikkan semua usaha musuhmu untuk kembali berbalik padanya.’”

Jadi, kami berdoa bersama di telepon. Saya berharap akan mendengar kisah kemenangan di Papua, New Guinea pada akhir Agustus. 

Apakah pertempuran ini mengenai perlindungan-dan-tuntunan bagi seorang bocah berumur 14 tahun bernama Benyamin dalam perjalanan misinya bagi Kristus dan Kerajaan-Nya atau mengenai dibinasakannya 185.000 tentara Asyur demi memulihkan nama Tuhan, kebenaran Alkitabnya sudah pasti: ”Allah sendiri yang telah menetapkan doa sebagai cara untuk merespon permohonan umat-Nya; untuk melakukan berbagai perbuatan yang ajaib. Allah telah menentukan kalau doa umat-Nya akan menjadi penyebab dari banyak kemenangan-Nya dalam berbagai medan pertempuran.” Ini merupakan kebenaran yang mengejutkan. 

Motivasi untuk Berdoa 

Karena itu, pertanyaannya saya: ”Apakah yang bisa menggerakkan orang-orang untuk semakin mendoakan pertempuran terkait penginjilan bagi dunia seperti halnya Hizkia berdoa?” Jawaban yang ingin saya bagikan: ”Orang-orang akan berdoa mengenai peperangan rohani terkait penginjilan bagi dunia seperti halnya Hizkia berdoa ketika mereka dipenuhi dengan visi dari Allah mengenai kemenangan yang tak terhindarkan dalam penginjilan dunia.

Pesan tersirat dari doanya Hizkia adalah Allah tidak bisa dikalahkan. Kitab Yesaya 37:16 menyatakan hal ini dengan sangat jelas. Allah adalah ”Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi”. Ini adalah kepastian di balik doanya Hizkia. Tiada Allah selain TUHAN (YHWH), Sang Pencipta segala sesuatu dan Sang Penguasa atas segala sesuatu. TUHAN tidak bisa dikalahkan. Ketetapan-Nya akan terjadi. Dia menggenapi semua yang direncanakan-Nya. Jika penginjilan dunia telah direncanakan-Nya, maka seisi dunia ini akan diinjili.  

Di balik puasa dan doanya Ezra, ada pernyataan yang tegas dan berani yang disampaikan pada Raja Artahsasta: ”Tangan Allah melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.” Jika seseorang meninggalkan Allah-yang-hidup ini, maka kuasa murka-Nya akan menimpanya. Anda tidak bisa mengalahkan Allah yang seperti itu. Dia pasti menang. Jika penginjilan dunia telah direncanakan, maka seisi dunia ini akan diinjili.  

Sebuah Buku yang Bagus untuk Doa dan Misi

Mungkin buku paling penting mengenai doa yang diterbitkan pada tahun 80-an adalah Operation World karya Patrick Johnstone. Tidak ada buku seperti itu yang menggambarkan mengenai perkembangan Kerajaan Allah dalam setiap negara. Saya tidak percaya kalau hanya kebetulan saja dalam masa empat tahun setelah edisi terbaru terbit pada 1986, Allah menjungkirbalikkan Eropa Timur dan membongkar berbagai engsel pintu yang tidak dibayangkan akan pernah terbuka. Surga sendiri yang akan menunjukkan sampai batas mana hasil yang timbul dari gerakan berdoa bagi Uni Soviet dan berbagai negara di Blok Timur. Dalam dekade mendatang, saya percaya kalau kita akan melihat hal yang sama terjadi di Albania, Mongolia, Korea Utara, Kamboja, Kuba, dan bahkan negara Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dua tahun yang lalu, saya menyatakan hal berikut ini di Denver. Saya akan menyatakannya kembali: ”Mereka yang memperkirakan berbagai negara yang terbatas aksesnya akan tetap seperti itu-itu saja sebenarnya tidak memperhitungkan kemahakuasaan dan kedaulatan-Nya Allah. Tidakkah kita sudah cukup banyak melihat ini itu untuk bisa berkata dengan pengharapan yang besar: ’Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini?’” (Ams. 21:1). 

Alasan utamanya saya merujuk pada buku karya Johnstone adalah untuk memfokuskan perhatian Anda pada kepastian yang berada di baliknya. Buku ini dipenuhi dengan visi Allah akan kemenangan yang tak terhindarkan dalam penginjilan dunia. Johnstone mengingatkan kita kalau Yesus akan membuka meterai sejarah dunia dalam Kitab Wahyu. Dia kemudian menyatakan: 

Seluruh dunia bergetar. Kuasa yang dahsyat dilepaskan ke dalam dunia oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia berkuasa pada zaman ini. Dia berada dalam ruang kendalinya alam semesta. Dia adalah satu-satunya Penyebab Utama.  Semua dosanya umat manusia dan akal bulusnya Iblis harus tunduk pada kemuliaan Kerajaan-Nya Juruselamat kita. Ini adalah kebenaran bagi dunia kita pada masa ini – entah untuk berbagai peristiwa perang, kelaparan, gempa bumi, atau kejahatan yang tampaknya merajalela. 

[Catatan: Baik Johnstone dan saya tidak sembarangan membuat pernyataan ini. Kami bukannya tidak merenungkan mengenai misteri penderitaan-dan-kesengsaraan di dunia ini. Kami tahu kalau tiga hari lalu ada 39 anak yang meninggal tertimpa reruntuhan dalam sekolah Kristen di utaranya Manila. Gempa bumi memang berada dalam kendali-Nya Allah. Kami tidak menyatakan hal ini dengan tidak memikirkan semuanya itu; dengan tidak meneteskan air mata simpatik kami bagi para orang tua. Namun, kami menyatakan hal ini karena Allah yang menyatakannya.]

Tindakan Allah itu adil dan penuh dengan kasih [Ya, bahkan termasuk berbagai tragedi yang juga adil dan penuh dengan kasih]. Kita sudah menjadi begitu terpengaruh cara berpikirnya musuh sehingga bisa melemahkan peperangan rohani terkait aspek syafaatnya. Kita harus menjadi semakin serupa dengan cara berpikir-Nya Allah sehingga kita bisa bersukacita dengan tertawa-iman karena mengetahui kalau kita memiliki kuasa untuk menahan kekuatannya musuh (Luk. 10:19). Musuh sudah kehilangan kendalinya karena Kalvari; tempat di mana Anak Domba telah disembelih. Apa yang menguatkan-dan-menghibur hati ini akan membantu kita menghadapi dunia yang sedang bergejolak dan dalam kebutuhan rohani (hal. 21, bagian yang di-italic ditambahkan redaksi).  

Memohon Pada Allah Kita yang Berkemenangan

Di berbagai tempat, saya melihat bangkitnya gerakan berdoa dalam peperangan rohani terkait penginjilan dunia muncul dari orang-orang yang dipenuhi dengan visi Allah akan kemenangan yang tak terhindarkan dalam penginjilan dunia. Mahkota dari Raja Yesus menjadi catatan yang terus dan terus mengingatkan kita pada hari ini untuk berdoa seperti Hizkia dan memenangkan berbagai pertempuran dalam penginjilan dunia.  Tadi malam, Bill Waldrop menyatakan kalau visi adalah melihat mengenai apa yang harus-terjadi dan bisa-terjadi pada masa mendatang. Hasrat-yang-mendalam adalah kesungguhan hati dan ketekunan untuk mewujudkan visi tersebut. Dia mengakui kalau mungkin saja ada visi-yang-jahat, seperti orang-orang yang bisa melihat dalam mata pikiran mereka mengenai tersedianya majalah porno dalam setiap toko di seluruh negeri. 

Dia berkata kalau visi-yang-sejati itu berbeda dari visi yang seperti itu karena berdasarkan keyakinan-yang-kuat dan mendesak – berdasarkan kebenaran; berdasarkan pada apa yang seharusnya terjadi. Saya mengamini semuanya itu. Namun, saya ingin memegang definisi mengenai visi Kristen selangkah lebih jauh dan menunjukkan jalan yang lain yang membedakannya dengan visi-yang-sekuler. 

Dalam penginjilan dunia, visi Kristen bukanlah sekadar melihat apa yang harus-dan-bisa terjadi, tetapi juga mengenai apa yang akan-terjadi. Karena itu, perbedaan kunci antara visi sekuler dan visi Kristen adalah: ”Visi sekuler meminta kita membayangkan sebuah kemungkinan, tetapi Allah meminta kita untuk percaya pada janji. Berbagai visi sekuler mendorong kita mencari kemuliaan dari menciptakan realitas dari apa yang kita bayangkan. Namun, Allah meminta kita untuk melayani realitas yang Dia sedang ciptakan! Paulus, seorang visioner-yang-hebat dalam Alkitab, berkata: ”Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (1 Kor. 3:7). Hanya Allah yang menciptakan realitas yang didasari sebuah janji. 

Doa yang memenangkan berbagai pertempuran dalam penginjilan dunia sedang bermekaran. Mereka dipenuhi dengan visi Kristen yang unik: ”Terkait penginjilan dunia, Allah akan menang. Dia tidak bisa gagal. Semua yang direncanakan-Nya akan tergenapi.”

Alkitab Menggambarkan Allah Sebagai Penguasa

Saya menyatakan ini berdasarkan apa yang saya lihat mengenai doa-yang-alkitabiah. Saya menyatakan ini berdasarkan apa yang saya lihat dari kebangkitan gerakan berdoa di seluruh dunia. Saya menyatakan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Perkenankan saya mengutip ayat yang paling menguatkan kehidupan doa saya dalam beberapa bulan belakangan ini dan sekaligus memberikan nasihat penutup. Kitab Mazmur 22:28-29 menyatakan: ”Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.”

 Apakah Anda melihat kepastian dalam semuanya itu dan logika dari kemenangan Allah yang tak terhindarkan? Allah memiliki kekuasaan atas bangsa-bangsa. Karena itu, mereka tidak akan untuk selama-lamanya sanggup melawan dan akan berbalik pada TUHAN. Karena itu, segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. 

Pasti Menang 

Arti sekilas pandang dari Injil Matius 24:14 dan Kitab Wahyu 5:9 adalah benar adanya: ”Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa ….”. Juga, ”…Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” 

Visi Kristen yang menopang doa-yang-memenangkan-pertempuran dalam penginjilan dunia bukanlah mengenai membayangkan sebuah kemungkinan, melainkan menggenggam sesuatu yang tidak dapat terhindarkan. Bukan kita yang menciptakan realitas ini. Realitas ini yang menciptakan kita. Anda adalah ciptaan-Nya Allah yang menang dalam penginjilan dunia. Ada sesuatu yang menakjubkan di sini; yang bersifat pribadi dan secara radikal mengubah hidup mereka yang mengalaminya. 

Saya menyatakan mengenai visi Kristen yang menopang doa-yang-memenangkan-pertempuran dalam penginjilan dunia bukanlah mengenai membayangkan sebuah kemungkinan, melainkan menggenggam sesuatu yang tidak dapat terhindarkan. Saya membayangkannya seperti ini: ”Ketika Anda meraih dan memegang janji kemenangan Allah yang tidak bisa salah, Anda sedang dihubungkan dengan sumber kehidupannya Anda. Ketika Anda meraih tangan imannya Anda dan menggenggam janjinya Allah mengenai kemenangan dalam penginjilan dunia sebagai masa depannya Anda yang tak terhindarkan, ada dinamika rohani yang luar biasa yang dilepaskan.  

Hal ini akan seperti arus listrik dahsyat yang mengalir dalam dunia hingga tidak bisa dihentikan. Jika arus yang kuat dari Kerajaan Kuasa ini mencapai Anda, maka akan ada setruman yang membangunkan Anda pada keindahan-dan-kemuliaan dari realitas rohani yang tidak pernah Anda bayangkan. Namun, sesuatu yang buruk kemudian terjadi pada orang-orang yang sudah dibangunkan. 

Mereka yang disetrum hingga bangun oleh arus listrik dari Kerajaan tersebut dimaksudkan sanggup menjangkau orang lain dan bersandar pada masa depan yang tak terhindarkan dari Allah-yang-mulia. Hal itu kemudian akan menjadi penyambung antara kemenangan Allah pada masa lampau dan masa mendatang. Namun, alih-alih meneruskannya pada orang-orang, begitu tersetrum oleh Kerajaan Kuasa, mereka malah memadamkannya melalui hal-hal yang duniawi. 

Bangun Untuk Menghadapi Kenyataan

Jadi, saya memohon pada Anda. Matikan televisinya Anda. Setiap 15 menit, iklan yang penuh dengan gambar yang erotis akan menyedot kuasa rohani dari semua orang. Alihkan pikiran Anda dari urusan mengenai uang, pakaian, rekreasi, menata ulang rumah, makanan, dan dari cara berpikirnya orang Amerika Serikat yang terfokus pada main, main, main, main – hingga hari kematian Anda di salah satu lapangan golf di Arizona. Arus listrik itu tersimpan di tanah dan mencari media penghantar yang baru. Setelah beberapa atau puluhan tahun, barulah kita bertanya-tanya, ”Apa yang terjadi dengan kuasa yang pernah saya rasakan tersebut? Apa yang terjadi dengan sukacita tersebut? 

Poinnya adalah ini: ”Allah sendiri yang telah menetapkan doa sebagai cara untuk merespon permohonan umat-Nya; untuk melakukan berbagai perbuatan yang ajaib. Allah telah menentukan kalau doa umat-Nya akan menjadi penyebab dari banyak kemenangan-Nya dalam berbagai medan pertempuran.” Doa yang memenangkan berbagai pertempuran seperti ini berasal dari visi Kristen. Visi Kristen bukan membayangkan mengenai sebuah kemungkinan, melainkan menggenggam sesuatu yang tak terhindarkan. Kemenangan Allah yang tak terhindarkan dalam penginjilan dunia adalah: ”Segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan.” Untuk menjangkau-dan-memegang realitas yang agung ini merupakan kehidupan – kehidupan dari jemaat lokal; dari jiwanya manusia; dan dari doa.

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul Winning Battles Through Prayer.

You may also like...

Tinggalkan Balasan