Rom. 14:2 (AYT)
Ada orang yang yakin bahwa ia boleh makan semua jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayuran.
Seperti halnya konsep halal/haram bagi orang Muslim, ada konsep kosher/trefa bagi pemeluk Yudaisme. Kitab Imamat pasal 11 memberi gambaran contoh apa-apa saja yang dimaksud kosher/trefa.
Saat itu, orang-orang Kristen beretnis Yahudi di kota Roma masih banyak yang terikat dengan aturan kosher ini. Kemungkinan besar karena di kota Roma tidak tersedia daging kosher, baik jenis dagingnya maupun cara potongnya, mereka akhirnya memilih menjadi vegetarian. Petrus termasuk orang Kristen Yahudi yang lemah imannya terkait hal ini pada awalnya (Kis. 10:11-16).
Di dalam Kristus, kita boleh memakan daging apa saja. Bagaimana cara memotong dan memasak dagingnya juga tidak akan membuat seseorang berdosa. Karena itu, sah-sah saja bagi orang Kristen Manado untuk menyantap daging anjing dan orang Kristen Batak menikmati saksang.
Jika ada gereja yang melarang jemaatnya memakan daging anjing atau saksang, misalnya, mereka tidak berdosa. Mereka cuma lemah imannya saja. Semua yang diciptakan Allah itu baik dan tidak ada satu pun yang trefa “najis” jika diterima dengan ucapan syukur. Semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa (1 Tim. 4:4-5).
Jika kita berhadapan dengan orang Kristen yang berbeda pemahaman mengenai hal ini, maka kita harus menjelaskan kepadanya tentang apa yang dinyatakan oleh firman Tuhan. Kalau mereka masih belum bisa menerimanya, maka kita tidak perlu makan daging anjing/saksang di hadapannya. Setelah mereka pergi, Saudara dipersilakan menyantapnya.
Cara ini akan mencegah kita menjadi batu sandungan bagi orang lain (Rom. 14:21). Saudara kuat imannya, mereka lemah imannya. Namun, kedua pihak ini sama-sama tidak berdosa di hadapan Allah.
Saudara dipersilakan makan dengan iman. Tidak perlu ragu-ragu. Jangan terpengaruh oleh iman orang lain (Rom. 14:23).