1 Pet 2:21 (AYT)
Sebab, untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus juga telah menderita bagi kamu dan meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Untuk apa kita dipanggil? Untuk menderita seperti Kristus (Kis. 14:22; 1 Tes. 3:3-4). Jika kita berusaha hidup seperti Kristus, maka kita pasti akan “mengikuti jejak-Nya”.
Mengapa penderitaan ini sampai menghampiri kita? Karena kita berbuat baik (1 Pet. 2:20). Jika itu penyebab penderitaan yang harus kita jalani saat ini, maka kita disebut “berkenan di hadapan Allah”. Itu merupakan kasih karunia bagi kita.
Penderitaan adalah anugerah (Fil. 1:29). Ketika Petrus dan Yohanes dipukul karena memberitakan Kristus, mereka pergi dari “hadapan Sanhedrin dengan bersukacita sebab mereka dianggap layak menderita penghinaan demi nama-Nya” (Kis. 5:40-41). Penderitaan sejenis ini pasti akan kita alami kalau kita setia memberitakan Kebenaran.
Namun, perlu dipahami kalau kita hanya perlu taat pada Pemerintah selama aturan itu memang tidak bertentangan dengan hukum Tuhan. Kita “harus lebih menaati Allah daripada manusia” (Kis. 5:29).
Di beberapa negara, jenis kelamin sudah tidak terbatas hanya pada “pria” dan “perempuan” saja. Saat ini sudah ada kategori ketiga, yaitu “non- biner“; bukan pria dan bukan perempuan. (sumber)
Dengan dunia yang semakin rusak, jangan heran kalau akan tiba masa ketika Gereja dipaksa untuk menerima pendeta yang gay untuk tetap boleh melayani di dalam gereja. Ketika hal seperti itu terjadi, maka kita tidak perlu ragu-ragu menolaknya meskipun itu sudah menjadi aturan hukum di negara itu. (sumber)
Sebaliknya, jika kita menderita karena melanggar hukum yang tidak bertentangan dengan hukum Tuhan, maka itu merupakan akibat yang memang harus kita terima. Jika kita melakukan apa yang jahat, takutlah sebab bukan tanpa alasan pemerintah menyandang pedang. Mereka adalah pelayan Allah, penuntut balas yang menjalankan murka Allah kepada orang yang berbuat jahat (Rom. 13:4).