Yakobus 5:1 (TB)
Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
Apakah kaya itu dosa? Tidak, namun berbahaya.
Baca referensi artikelnya di sini.
Dalam Kitab Ulangan, seorang raja diperintahkan supaya “janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perak pun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak” (Ul. 17:17). Salomo terjatuh karena melanggar kedua perintah ini secara bersamaan. Semakin kaya, semakin berat ujiannya. Karena itu, ia perlu semakin dekat-dan-bergantung pada Tuhan. Kaya tidak berdosa, namun sangat berat ujiannya.
Itulah mengapa Tuhan Yesus memperingatkan pemimpin yang kaya itu: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Luk. 18:24-25).
Apa tanda-tanda orang kaya yang sudah menjadikan dirinya sebagai Tuhan? Yang menahan upah para pekerjanya (Yak. 5:5); yang hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya (Yak. 5:6); yang menghukum dan membunuh orang benar (Yak. 5:7). Baca juga referensi artikel tentang seorang raja Thailand di sini.
Ketika kita sekaya Raja Thailand, dengan mudah kita merasa diri menjadi Tuhan; sudah tidak butuh Tuhan lagi. Maka, menurut Yakobus, saat itulah kita seharusnya malah “menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!”
Sengsara yang seperti apa? Ia akan disiksa siang malam di neraka, “di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam” (Mrk. 9:48). Ada berapa banyak konglomerat, raja, sultan, kaisar, dan presiden yang telah “dicampakkan ke dalam api kekal” (Mat. 18:8) itu dan saat ini sedang menderita sengsara karena disiksa siang malam? (Why. 14:11).