Referensi: artikel
1 Pet. 4:8 (AYT)
Di atas semuanya itu, teruslah saling mengasihi dengan sungguh-sungguh sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Apa maksud “kasih menutupi banyak sekali dosa” (love covers a multitude of sins)? Apakah berarti kalau ada pendeta yang korupsi, kita diamkan saja karena mengasihinya? Apakah berarti kalau ada pekerja Gereja yang melakukan pelecehan seksual, kita diamkan saja karena mengasihinya?
Tentu saja tidak. Bukan itu yang dimaksud Petrus. Ungkapan “kasih menutupi banyak sekali dosa” itu erat kaitannya dengan pengampunan.
Orang yang memiliki kasih yang sanggup mengampuni. Karena ia dikasihi terlebihi dahulu dengan kasih Allah yang tidak pernah pantas ia terima, ia tahu apa arti diampuni. Kita hanya bisa mengampuni setelah sungguh-sungguh menyadari betapa besarnya arti kita sudah diampuni Allah.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus memerintahkan: “…Jika saudaramu berbuat dosa terhadap kamu, tegurlah dia; jika ia menyesali dosanya, ampunilah dia. Bahkan, jika ia berdosa terhadap kamu sebanyak tujuh kali dalam satu hari, dan kembali kepadamu tujuh kali sambil berkata, ‘Aku menyesal,’ ampunilah dia” (Luk. 17:3-4).
Kegagalan kita untuk “menutupi banyak sekali dosa” bisa berakibat sangat fatal. Karena Tuhan Yesus sendiri yang menyatakan: “Jika kamu tidak mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Mat. 6:15).
Perumpamaan di Mat. 18:23-35 adalah jawaban Yesus bagi pertanyaan Petrus mengenai seberapa sering seharusnya ia mengampuni saudaranya yang berdosa terhadapnya. Karena itu, hanya orang yang “mengasihi dengan sungguh-sungguh” yang bisa “menutupi banyak sekali dosa”. Hanya orang yang “mengasihi dengan sungguh-sungguh” yang bisa mengerti arti mengampuni “sampai 70 kali 7 kali”.