Yak. 1:25 (AYT)
Namun, orang yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan, dan bertekun di dalamnya,…
Apa yang dimaksud Yakobus “hukum yang sempurna” di bagian ini? Apakah maksudnya hukum Taurat itu tidak sempurna?
Hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang supaya kita dapat dibenarkan oleh iman. Sekarang, iman itu sudah datang. Kita tidak lagi membutuhkan Hukum Taurat sebagai penuntun kita (Gal. 3:24-25).
Karena itu, berdasarkan konteks yang ada, istilah “hukum yang sempurna” di bagian ini bisa kita pahami sebagai sinonim bagi “Injil”. Paulus juga menggunakan cara yang mirip-mirip ketika menyamakan “Injil” sebagai “hukum iman” (the law of faith, NKJV) di Surat Roma 3:27.
Hukum Taurat diberikan supaya tak seorang pun yang bisa memegahkan dirinya di hadapan Tuhan karena tidak ada seorang pun yang sanggup memenuhi tuntutan Tuhan. Semua orang yang bergantung pada pekerjaan Hukum Taurat berada di bawah kutuk, sebab ada tertulis: “Terkutuklah setiap orang yang tidak tunduk pada segala sesuatu yang tertulis dalam kitab Hukum Taurat dan melakukannya.” Jadi, jelaslah sekarang bahwa tidak ada seorang pun yang dibenarkan di hadapan Allah oleh Hukum Taurat, sebab “Orang benar akan hidup oleh iman” (Gal. 3:10-12).
Sebaliknya, Injil adalah “hukum yang sempurna” karena kita sama sekali tidak bersandar pada pekerjaan/perbuatan kita sendiri untuk menjadi benar di hadapan Allah. Kita menyandarkan diri kita sepenuhnya pada pekerjaan/perbuatan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah.
Sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, Yesus memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28); merasakan kematian bagi semua orang (Ibr. 2:9, AYT); menebus umat pilihan dari kutuk Hukum Taurat dengan menjadi kutuk bagi mereka (Gal. 3:13-14); dan mencurahkan darah-Nya sendiri di atas kayu salib (Kol. 1:20).
Karena itu, barulah kita bisa diperdamaikan dengan Allah (Rom. 3:25; 5:8-11; Fil. 2:6-8; Kol. 1:20-22). Dosa kita ditimpakan pada-Nya; kebenaran-Nya ditimpakan pada kita.
Yoh. 8:34-36 (TB)
…”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Itulah yang dimaksud Yakobus dengan “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan”.