Hidup sebagai Orang-orang Merdeka

1 Pet. 2:16 (AYT)
Hiduplah sebagai orang-orang yang merdeka, tetapi jangan pergunakan kemerdekaanmu itu sebagai kedok bagi kejahatan. Sebaliknya, hiduplah sebagai hamba-hamba Allah.



Orang Kristen adalah orang yang merdeka/bebas. Kebenaran telah membebaskan kita (Yoh. 8:32, 36). Kita sudah terbebas dari perbudakan dosa (Rom. 6:17-18). Kita terbebas dari berbagai aturan dan upacara di hukum Taurat (Rom. 7:6; Gal. 5:1).

Karena itu, sebagai orang yang bebas, hidup orang Kristen tidak lagi mengenai tunduk pada aturan-aturan seperti jangan jamah, cicipi, dan sentuh ini itu (Kol. 2:20-21). Orang Kristen bukanlah orang-orang yang legalistik.

Namun, kemerdekaan/kebebasan yang kita miliki ini bukanlah tanpa batasan (1 Kor. 10:23-24; Rom. 14:1-13). Ada prinsip-prinsip yang memagari kemerdekaan/kebebasan ini. Tidak pernah ada yang namanya kemerdekaan/kebebasan mutlak. 

Bahkan Allah sendiri sekalipun tidak bebas secara mutlak karena dibatasi oleh karakter-Nya sendiri. Misalnya, Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah; tidak bisa berdusta; ataupun tidak bisa melakukan kejahatan. Kemerdekaan/kebebasan Allah dalam melakukan sesuatu akan selalu dibatasi oleh karakter-Nya ini. Kalau Allah saja tidak memiliki kebebasan mutlak, apalagi kita sebagai hamba-Nya?

Melalui bagian ini Petrus mengingatkan kalau kebebasan yang kita miliki ini harus dilakukan dalam koridor sebagai hamba Allah. Kemerdekaan yang kita miliki ini jangan sampai dijadikan kedok bagi kejahatan. Jangan sampai kita seperti orang Farisi yang seperti kuburan yang dicat putih (Mat. 23:27).

Janganlah kita mempergunakan kemerdekaan ini sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan untuk melayani seorang terhadap yang lain dengan kasih (Gal. 5:13). Kita dibebaskan dari perbudakan dosa semata-mata untuk menjadi budak Kristus (1 Kor. 7:22); supaya kita taat pada kehendak-Nya (1 Pet. 1:1). 

Karena itu, orang Kristen tunduk-dan-taat pada Pemerintah tidak pernah mengenai apakah mereka layak untuk ditaati. Namun, kita tunduk semata-mata karena ini merupakan perintah dari Tuan-dan-Tuhan kita. Ini adalah salah satu kehendak-Nya, yaitu supaya kita “tunduk kepada SETIAP lembaga pemerintahan yang ditetapkan oleh manusia“.

You may also like...

Tinggalkan Balasan