Gembalakanlah Domba-domba-Nya

Referensi: klik di sini.

1 Pet. 5:2 (AYT)
Gembalakanlah domba-domba Allah yang ada padamu! Jangan karena paksaan, tetapi dengan rela, seperti yang Allah kehendaki; jangan melakukannya untuk mendapatkan keuntungan yang hina, tetapi karena kesediaanmu.



Mengapa muncul istilah “curi domba”? Karena banyak gembala yang mencari “keuntungan yang hina”. Dari yang tadinya “domba-domba Allah”, sekarang menjadi domba-dombaKU. Dari yang tadinya “Gereja milik Kristus”, sekarang menjadi gereja milikKU. 

Kalau bukan punyaKU, bagaimana orang bisa mencuri dariKU? Lah, bukan punyaKU. Namun, karena ini adalah domba-dombaKU, jadilah kuantitas menjadi hal yang sensitif. 

Kuantitas erat kaitannya dengan duit. Makin banyak “domba” yang memberi persembahan, maka makin banyak “keuntungan yang hina” yang bisa dinikmatinya. Domba-domba ini tidak digembalakannya, tetapi justru diperah olehnya. 

Sebagai contoh, terkait seruan “membayar” persepuluhan di gereja masa kini, apakah mereka menyerukannya karena taat melakukan perintah Tuhan atau diam-diam untuk mengeruk “keuntungan yang hina” ini? 

Perlu diingat kalau dalam Perjanjian Baru (PB) tidak pernah ada perintah kepada orang Kristen untuk tunduk kepada sistem persepuluhan sebagai hukum tertulis. Paulus hanya mengajarkan bahwa orang-orang percaya sepatutnya menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk mendukung pekerjaan Tuhan (1 Kor. 16:1-2). Namun, PB tidak pernah menentukan BERAPA persentase penghasilan yang harus disisihkan, tetapi hanya memerintahkan “sesuai dengan apa yang kamu peroleh” (1 Kor. 16:2). 

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor. 9:7). 

Kerelaan hati seseorang bisa saja berarti 5%, 10% maupun 60%. Saudara yang menentukan sendiri besarannya berdasarkan hikmat yang diberikan Tuhan. Bagian Tuhan bukan 10%, melainkan 100%

Kebenaran sudah disampaikan pada Saudara. Karena itu, jangan lagi Saudara terus berbuat jahat dengan mencoba mengeruk “keuntungan yang hina” dari “domba-domba Allah”. Para domba ini dipercayakan pada Saudara untuk digembalakan “dengan rela, seperti yang Allah kehendaki”, bukan untuk diperah. 

Mereka bukan dombaMU, tetapi domba-Nya.

You may also like...

Tinggalkan Balasan