Rom. 11:17-18 (AYT)
“Akan tetapi, jika beberapa cabang telah dipatahkan, dan kamu, yang secara alami adalah tunas liar yang dicangkokkan di antara mereka dan turut mendapat bagian dalam akar dan getah pohon zaitun itu, janganlah menjadi sombong terhadap cabang-cabang itu. Tetapi jika kamu sombong, ingatlah bahwa bukan kamu yang menopang akar, tetapi akar yang menopang kamu.”
Bangsa non-Yahudi (the Gentiles) adalah “tunas liar yang dicangkokkan” pada “pohon zaitun itu” (umat pilihan Allah). Walaupun sama-sama umat Allah, Gereja bukanlah pohon zaitun itu sendiri, tetapi hanya “turut mendapat bagian dalam akar dan getah” dari pohon itu.
Pemahaman mengenai hal ini dikacaukan oleh beberapa teolog yang mengajarkan mengenai Teologi Penggantian/ Replacement Theology. Pada intinya, mereka menyatakan bahwa:
- Gereja adalah Israel Baru (New Israel).
Mereka mengajarkan kalau setelah peristiwa Pentakosta, Bangsa Israel tidak lagi menjadi umat pilihan Allah. Posisi Bangsa Israel TELAH digantikan oleh Gereja. - Setiap kali kata “Israel” muncul di PB (setelah Pentakosta), itu berarti sedang merujuk pada Gereja, bukan pada Bangsa Israel.
Rom. 11:17-18 ini justru mengingatkan kita kalau ajaran para teolog ini bukanlah kebenaran Alkitab, melainkan penafsiran mereka saja. Mereka melakukan apa yang justru diwanti-wanti Paulus. Mereka menjadi sombong, lupa bahwa bukan Gereja yang menopang “akar”, tetapi “akar” yang menopang Gereja.
Jadi, apakah yang dirujuk oleh “akar” ini? Yaitu janji Tuhan pada Abraham (Kej. 12:1-3). Kitab Suci, yang telah mengetahui sebelumnya bahwa Allah akan membenarkan orang-orang bukan Yahudi (the Gentiles) karena iman, telah lebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham dengan berkata, “Semua bangsa akan diberkati melalui kamu.” Jadi, mereka yang beriman akan diberkati bersama-sama Abraham, orang yang percaya itu.
Dalam Yesus Kristus, kita semua adalah anak-anak Allah melalui iman. Jika kita adalah milik Kristus, maka kita adalah keturunan-keturunan Abraham dan ahli-ahli waris sesuai dengan perjanjian (Gal. 3:8-9, 26, 29). Inilah “akar” yang menopang Kekristenan saat ini. Janji inilah yang membuat Gereja “turut mendapat bagian dalam akar dan getah pohon zaitun itu”. (referensi)
Israel bukan bayang-bayang Gereja di Perjanjian Lama. Gereja bukan Israel Baru di Perjanjian Baru. Gereja dan Bangsa Israel memang sama-sama adalah umat pilihan Allah, tetapi merupakan dua entitas yang berbeda. Bangsa Israel adalah “cabang asli dari pohon zaitun sejati” (Rom. 11:24). Gereja adalah “tunas liar yang dicangkokkan” pada “pohon zaitun sejati” (umat pilihan Allah).
Kalau Bangsa Israel bisa dibuang begitu saja oleh Allah, apa yang membuat Gereja layak dipertahankan? Dibandingkan kelakuan dan ketaatan Bangsa Israel, apa kelakuan dan ketaatan Gereja lebih baik?
Gereja dan Bangsa Israel sama-sama dipilih Allah; sama-sama tidak layak-dan-pantas untuk terpilih. Namun, karena anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan/irrevocable (Rom. 11:29), Gereja tidak mungkin menjadi New Israel.