1 Pet. 4:13-14 (AYT)
Namun, bersukacitalah karena kamu ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kamu juga dapat bersukacita dan bergembira pada saat kemuliaan-Nya dinyatakan. Berbahagialah jika kamu dihina karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan dan Roh Allah diam di dalam kamu.
Setelah mengingatkan kita supaya “janganlah terkejut dengan api pencobaan yang datang untuk menguji kamu, seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi atas kamu”, Petrus mengingatkan kita untuk “bersukacitalah” dan “berbahagialah”. Mengapa begitu?
Karena di hadapan penderitaan, kita bisa tahu apakah kita memiliki iman-yang-menyelamatkan (yaitu benih yang jatuh di tanah yang baik) atau iman-yang-palsu (yaitu benih yang jatuh di semak berduri dan tanah berbatu-batu). Hati kita tidak bisa menipu diri kita sendiri.
Seperti halnya Yohanes Pembaptis yang diuji dengan api pencobaan, ia memiliki dua pilihan: berlari pada Tuhan atau memalingkan diri dari pada-Nya. Ia memilih yang pertama (Mat. 11:2-6).
Sebaliknya, Yudas Iskariot berlari pada musuh Tuhan Yesus ketika menyadari akan segera datangnya penderitaan dalam hidupnya. Yesus ternyata bukan Mesias (dalam arti politik) yang diharapkannya. Ia sudah empat kali mendengar langsung bahwa Sang Mesias yang sedang diikutinya akan menderita dan mati disalibkan.
Dalam dua hari mendatang (Mat. 26:1-2), jabatan yang diidam-idamkannya sudah tidak mungkin ada. Karena itu, kenapa tidak sekalian di-duit-in saja? “Kamu akan memberiku apa jika aku menyerahkan Ia kepadamu?” tanyanya pada para musuh Tuhan Yesus (Mat. 26:14-16).
Di hadapan api pencobaan, hati kita akan menunjukkan apa yang sebenarnya tersimpan di dalam sana. Karena itu, jika kita berlari pada Tuhan di tengah-tengah penderitaan, maka Saudara seharusnya “bersukacitalah karena kamu ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kamu juga dapat bersukacita dan bergembira pada saat kemuliaan-Nya dinyatakan”.
Berbahagialah karena “Roh kemuliaan dan Roh Allah diam di dalam kamu”. Karena itu, Tuhan Yesus menyatakan: “Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:6).