Kasih Allah yang Tersembunyi-Dan-Setia
16 Juni 2022
Artikel oleh Jon Bloom
Staf penulis, desiringGod.org
Kitab Suci mengatakan bahwa ”setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang” (Yak. 1:17). Namun, apakah Anda pernah menerima sebuah pemberian-yang-baik dari Bapa yang datang dalam paket yang tidak bagus?
Yesus datang ke dunia untuk membuat Bapa dikenal oleh orang yang ”diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah” (Yoh. 1:12, 18). Dia datang untuk menolong kita ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita” (1 Yoh. 3:1), yang ”seperti seorang ayah menyayangi anak-anaknya, demikian juga TUHAN menyayangi orang-orang yang takut akan Dia” (Maz. 103:13). Dia ingin kita tahu bahwa Bapa ”berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” pada kita (Kel. 34:6).
Itu sebabnya, ketika Yesus berjanji pada kita, ”apa pun yang kamu minta kepada Bapa-Ku dalam nama-Ku, Ia akan memberikannya kepadamu” (Yoh. 16:23). Dia memastikan bahwa kita mengerti isi hati Bapa untuk kita.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat. 7:7-11).
Ini adalah sebuah janji yang luar biasa atas kebaikan-dan-kesetiaan yang luar biasa: ”Karena setiap orang yang meminta, menerima” (Mat. 7:8). Mengapa? Karena Bapa ingin supaya ”penuhlah sukacita [kita]” (Yoh. 16:24).
Namun, Yesus, terutama, juga tahu bahwa beberapa pemberian-yang-baik dari Bapa yang penuh kasih sebagai jawaban atas doa kita – beberapa pemberiannya yang terbaik, kenyataannya – datang dalam paket menyakitkan yang tidak kita harapkan. Ketika kita menerimanya, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa Bapa memberi ular ketika kita meminta ikan, hingga di kemudian hari kita menyadari bahwa ada kebaikan tak ternilai dari pemberian yang kita terima tersebut.
Mengapa Bapa melakukan hal ini? Sebagai salah seorang dari anak-anak Allah sepanjang masa, saya bisa bersaksi secara pribadi bahwa Dia melakukan hal ini supaya sukacita kita menjadi penuh. Saya akan memberikan kesaksian itu di sini dengan bantuan salah satu pendeta dan penulis himne yang paling dicintai sepanjang sejarah. Karena kami berdua tahu betapa pentingnya memercayai hati Bapa ketika kita kecewa dengan apa yang kita terima dari tangan-Nya.
Jawaban Doa yang Hampir Membuat Putus Asa
John Newton adalah seorang pendeta abad kedelapan belas yang saleh dari Inggris, yang sangat terkenal karena menulis himne ”Amazing Grace,” yang menggambarkan pemberian terbaik yang pernah diterima Newton dari Bapa: pengampunan atas dosa-dosanya dan hidup yang kekal melalui Kristus.
Namun, pada saat yang bersamaan dia juga menerima (sama seperti saya) berbagai pemberian murah hati dari Allah yang membuatnya takjub dalam arti yang berbeda. Dia mengekspresikan kekaguman ini dalam himne yang tidak begitu dikenal, ”I Asked the Lord That I Might Grow” (Saya Meminta Pada Tuhan Supaya Saya Bisa Bertumbuh) yang berbunyi,
Aku memohon kepada Tuhan kiranya aku bertumbuh
Di dalam iman dan kasih dan setiap anugerah,
Mengenal karya keselamatan-Nya lebih lagi,
Dan, mencari wajah-Nya dengan lebih sungguh
Dialah yang mengajarku ‘tuk berdoa,
Dan, aku percaya Ia telah menjawab doa
Namun, dengan cara seperti ini
Seperti hampir membuatku putus asa
Saya ingat dengan jelas pertama kali saya mengalami realitas yang digambarkan Newton di sini, tepat setelah saya berusia 21 tahun. Setelah masa penantian panjang akan pemberian Allah seperti yang digambarkan Newton di bait pertamanya, saya menerima jawaban yang memberikan efek yang sama seperti bait kedua. Itu membuat saya hancur dan kebingungan. Saya terguncang.
Tidak Tersedia Unduhan
Seperti halnya Newton,
Aku berharap bahwa di dalam waktu yang penuh rahmat
Pada saat Ia menjawab doaku
Dan, oleh kasih-Nya yang penuh kuasa
Mengalahkan dosaku, dan memberiku kelegaan.
Karena doa saya menggambarkan ”lapar dan haus akan kebenaran” yang sungguh-sungguh (Mat. 5:6), saya menganggap bahwa Allah akan menjawab doa saya dengan semacam pertumbuhan dalam kasih karunia yang bisa di-download dengan cepat. Saya membayangkan ini terjadi sewaktu Allah membimbing saya melalui ”padang yang berumput hijau” dan sepanjang ”air yang tenang” (Maz. 23:2).
Namun,
Sebaliknya, Dia membuatku merasakan
Kejahatan yang tersembunyi di hatiku
Dan membiarkan amarah kekuatan neraka
Menyerang setiap bagian jiwaku
Ternyata, kekudusan dan kebenaran yang saya (dan Newton) rindukan – kemerdekaan dari dosa yang lebih besar serta kapasitas iman dan kasih dan sukacita yang lebih besar – tidak tersedia dalam bentuk unduhan (download). Tidak ada unduhannya. Kekudusan seperti itu hanya tersedia jika kita bersedia memasuki sebuah ”pendidikan dalam kebenaran” (2 Tim. 3:16, MILT). Rupanya, lingkungan pendidikan yang paling baik bagi kita adalah ”lembah bayang-bayang kematian” (Maz. 23:4, AYT)
Lipstik pada Babi?
Masa disorientasi dan kebingungan biasanya berlangsung beberapa saat sebelum kita menyadari apa yang terjadi. Ketika hal itu terjadi, kita merasa tawar hati. Apa yang terjadi? Apakah kita telah melakukan hal yang salah? Apakah Allah marah pada kita? Newton menyuarakan kebingungan yang kita rasakan:
Tuhan mengapa ini terjadi? Aku berseru gemetar;
Akankah Engkau mengejar cacing ini sampai mati?
Pada titik ini, kita bisa saja tergoda untuk meragukan kebaikan Allah. Kita sudah meminta pemberian yang baik dengan sungguh-sungguh; sebuah pemberian yang menurut Kitab Suci selaras dengan kehendak Bapa bagi kita. Ketika kita menerima pencobaan atau penderitaan yang berat sebagai jawabannya, kita bertanya-tanya apakah usaha kita menginterpretasikan jawaban Allah atas pemberian yang baik itu seperti mencoba memberi lipstik pada babi (realitas bahwa itu adalah seekor babi tidak bisa disembunyikan di balik lipstik). Mungkin memang Allah memberi kita seekor ular, bukan seekor ikan.
Maksud saya, bapa penuh kasih seperti apa yang secara sengaja memberi kesakitan pada anaknya yang minta kebahagiaan?
Bapa sering membiarkan kita bergumul dengan pertanyaan itu selama beberapa waktu; membiarkan kesakitan menguduskan kita. Namun, ketika waktunya tepat, Dia akan menyatakan jawaban-Nya, yang disimpulkan secara ringkas oleh Newton:
Dengan cara ini, Tuhan berkata,
Aku menjawab doa dengan anugerah dan iman.
Ujian batin ini sekarang Kupakai
Dari diri sendiri, dan kesombongan, Kubebaskan engkau
Dan, Kuhancurkan rancangan sukacita duniawimu,
Supaya engkau menemukan segalanya hanya di dalam Aku.
Lihatlah Betapa Besar Kasih-Nya
Seperti John Newton, saya meminta kepada Bapa mengenai apa yang saya inginkan dan mendapati Dia setia memberikan apa yang saya minta walaupun paket yang saya terima tidak seperti yang saya harapkan.
Namun, Yesus, Sang Anak, yang Sulung, datang ke dunia untuk menolong kita, melalui pengajaran dan teladan-Nya. ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yoh. 3:1). Salah satu wujud dari kasih Bapa adalah kadang-kadang Dia menjawab permintaan anaknya akan kebahagiaan dengan pengalaman-yang-menyakitkan jika hal itu akan membuat anak-Nya mengalami kebaikan yang lebih dalam dan kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan jika Dia tidak memberikan kesakitan itu. Karena Bapa ingin supaya sukacita kita penuh.
Ada sekumpulan besar anak-anak Allah yang memberikan kesaksian tentang kebaikan dari pemberian Bapa yang menyakitkan itu, masing-masing dari pengalamannya sendiri. Mereka mengutip amsal yang terkenal ini bagi kita:
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN,
dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya,
seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(Ams. 3:11-12)
Mereka mengutip surat yang terkenal ini:
[Bapa kita di bumi] mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia [Bapa kita di surga] menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibr. 12:10-11).
Mereka meng”amin”kan pemazmur yang terkenal ini, yang mengalami disiplin yang menyakitkan sehingga berdoa seperti ini: ”Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan” (Maz. 119:75). Ketika pelatihan kebenaran ini menguduskan kita, salah satu buah kedamaiannya adalah bahwa kita belajar memercayai tangan Bapa dengan penuh sukacita karena kita telah belajar memercayai hati Bapa.
***
Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "Some Answered Prayers Hurt: The Hidden and Faithful Love of God."