Bagaimana Perempuan Diselamatkan karena Melahirkan Anak

Menyelidiki 1 Timotius 2:15

10 Juni 2014
Artikel oleh John Piper
Pendiri & Pengajar
, desiringGod.org

Apa yang Paulus maksudkan ketika dia berkata dalam 1 Tim. 2:15 (AYT), ”Namun, perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak jika mereka terus hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan dengan pengendalian diri”?

Penafsiran Henry Alford tentang ayat ini tidak diketahui secara luas. Menurut saya, penafsirannya menarik. Saya menyarankan Anda untuk merenungkannya. Henry Alford adalah seorang ilmuwan Anglikan dari Inggris yang menerbitkan buku tafsiran The Greek New Testament pada 1863. 

Konteksnya adalah Paulus sedang memperdebatkan mengapa di dalam Gereja seorang laki-laki harus menjadi pemimpin-dan-pengajar yang lebih berotoritas dibandingkan perempuan.

Akan tetapi, aku tidak mengizinkan perempuan mengajar atau memerintah laki-laki. Namun, perempuan harus tetap tenang. Karena Adam diciptakan pertama, baru kemudian Hawa, dan bukan Adam yang ditipu, melainkan perempuan yang ditipu dan jatuh dalam pelanggaran. Namun, perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak jika mereka terus hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan dengan pengendalian diri. (1 Tim. 2:12-15, AYT).

Apa Maksud Ayat 15 Ini?

Saya mencoba menjelaskan dalam artikel lain mengenai bagaimana Paulus memperdebatkan ayat 14. Namun, pertanyaan kali ini adalah mengenai apa maksudnya ayat 15? ”Namun, perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak jika mereka terus hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan dengan pengendalian diri.” 

”Perempuan” di sini merujuk pada ”perempuan” di ayat 14 dan mungkin pada kaum perempuan secara umum. Saya menyatakan demikian karena adanya pergeseran dari bentuk tunggal ke bentuk jamak ”mereka” di frasa berikutnya: ”perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak jika mereka terus hidup dalam iman.” ”Mereka” dalam bahasa Yunani bukan merupakan kata ganti, tetapi menandakan bentuk jamak dari kata kerja sehingga bisa bersifat feminim atau maskulin. Konteksnya menunjukkan feminim. ”perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak…”

Beberapa orang mengatakan ”melalui kelahiran anak” merujuk pada kelahiran Kristus. Namun, satu-satunya bagian di mana bentuk kata ini muncul dalam Alkitab (1 Tim. 5:14, AYT) secara gamblang memang merujuk pada perihal melahirkan anak: ”aku ingin agar janda-janda muda menikah lagi, melahirkan anak…”

Henry Alford memperhatikan bahwa diselamatkan ”melalui” sesuatu tidak berarti harus diselamatkan ”oleh” hal tersebut, tetapi mungkin berarti ”diselamatkan dari sesuatu”, seperti misalnya diselamatkan dari sebuah bahaya. Dia juga menyatakan bahwa Paulus mengombinasikan dua kata ini (”diselamatkan” dan ”melalui”) dengan cara yang sama dalam 1 Kor. 3:15: ”Jika pekerjaan orang itu terbakar habis, ia akan menderita kerugian, meskipun demikian, ia sendiri akan diselamatkan, tetapi keadaannya seperti melewati api.

Apakah ”perempuan akan diselamatkan melalui kelahiran anak” berarti perempuan bukan akan diselamatkan oleh, tetapi melalui atau melewati rasa sakit yang menimpanya ketika sedang melahirkan anak? 

Rasa Putus Asa

Alford menarik perhatian kita pada fakta bahwa dalam Kej. 3:16, sesudah peristiwa Kejatuhan, Allah menunjukkan pada Iblis, perempuan dan laki-laki mengenai kutuk tertentu yang akan mereka alami. ”Melahirkan anak” adalah poin dari kutuk Allah yang dijatuhkan pada perempuan. ”Firman-Nya kepada perempuan itu: ”Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu….” 

Berhentilah sejenak dan rasakan beratnya beban ini bagi setiap perempuan yang hidup pada abad-abad sebelum adanya pengobatan modern. Tidak ada sterilisasi, anestesi spinal, episiotomi, benang bedah, operasi caesar, antibiotik, penghilang rasa sakit, dan seringkali tidak ada kesembuhan. Tidak terhitung jumlah perempuan yang meninggal ketika melahirkan; yang menderita seumur hidupnya karena berbagai luka yang terjadi untuk mencegah kehamilan atau kehidupan seksual yang normal.

Dengan kata lain, bahkan melebihi masa ini, ada aspek dari melahirkan yang terasa seperti sebuah kutukan dari Allah – dan seringkali menjadi beban seumur hidup, bukan hanya pada saat melahirkan. Betapa mudahnya bagi perempuan untuk berputusasa dan merasa bahwa Allah sedang menentang mereka. Allah seperti Pengutuk bagi mereka, bukan Juruselamat mereka. 

Paulus merespon keputusasaan ini dengan pengharapan Injil.  Katakan tidak pada kutuk ini! Sakit melahirkan – sekalipun berlangsung seumur hidup – bukanlah Firman Allah yang terakhir bagi kaum perempuan. Allah bermaksud menyelamatkan perempuan. Allah ingin supaya perempuan dan suaminya menjadi teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan (1 Pet. 3:7).

Henry Alford merangkum penafsirannya seperti ini:

Kutuk bagi perempuan atas ”pelanggarannya” adalah “dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu” (Kej. 3:16). Kutuk dijalankan melalui ”melahirkan”. Lalu, janji apa yang diberikan kepadanya? Tidak hanya kebebasan dari kutuk serta berbagai akibatnya yang terburuk dan terberat. Bukan hanya perempuan akan melahirkan anaknya dengan selamat, tetapi Paulus dengan sengaja menggunakan kata ”akan diselamatkan” untuk tujuan yang lebih tinggi [keselamatan kekal] dan konstruksi kalimatnya persis seperti dalam (1 Kor. 3:15) –  ”ia sendiri akan diselamatkan, tetapi keadaannya seperti melewati api.”

Sama seperti orang itu harus diselamatkan melalui, seperti melewati api ujiannya, rintangannya, meskipun dia lolos – maka begitulah perempuan akan diselamatkan, yaitu melalui, seperti melewati, peristiwa ketika dia melahirkan anak yang merupakan ujiannya, kutuknya, (bukan sarana keselamatannya), tetapi sesuatu yang merintanginya (Alford, H. [2010]. Alford’s Greek Testament: an exegetical and critical commentary [Vol. 3, 320]. Bellingham, WA: Logos Bible Software).

Kutuk itu Akan Dihapus

Saya akan meringkasnya kembali seperti ini:

Meskipun banyak perempuan pada masa sekarang dan dalam sejarah terus merasakan akibat dari kutuk sewaktu melahirkan dan yang mungkin meninggalkan luka seumur hidup baginya, saya mendorong semua saudari-saudari Kristen untuk tidak berputus asa. Firman Allah bagi Anda adalah pengharapan, bukan kutukan. Rencana Allah bagi Anda adalah keselamatan, bukan kerusakan.

Ya, sama seperti halnya laki-laki harus mengusahakan keselamatannya melalui kesia-siaan yang terkutuk dan kesengsaraan dalam bekerja (Kej. 3:18-19), jutaan perempuan harus menemukan keselamatannya melalui kesakitan dan kesengsaraan melahirkan. Jalan menuju keselamatan bagi dia sama dengan semua orang percaya, yaitu dengan terus hidup dalam iman, kasih, dan kekudusan dengan pengendalian diri

Yesus Kristus adalah Juruselamat yang menjadi kutuk bagi kita (Gal. 3:13). Sengat kutuk sudah dihilangkan. Tidak bisa menyengat kita lagi. Iman di dalam Dia adalah jalan menuju Juruselamat. Kasih, kekudusan dan pengendalian diri adalah buah otentik dari iman. 

Pada hari terakhir, setiap sisa kutuk akan dihapuskan dan setiap luka akan disembuhkan. Itu adalah bagian dari apa artinya diselamatkan melalui iman di dalam Kristus.

Firman Keselamatan

Saya akan menambahkan satu penerapan lagi. Meskipun pengobatan modern secara luar biasa bisa mengangkat rasa sakit dan luka berkepanjangan karena melahirkan, setiap ibu tahu bahwa dosa menyebabkan penderitaan pada setiap aspek dalam pernikahan, kelahiran, serta urusan membesarkan anak. Semua ini mungkin akan meletus dan mengancam untuk menelan seorang perempuan dalam keputusasaan. Saya percaya bahwa menyatakan hal berikut ini adalah penerapan yang benar: Firman Tuhan untuk semua beban, frustasi, dan kesengsaraan itu seolah-olah adalah: ”Tidak! Ini bukanlah firman terakhir-Ku untukmu! Firman-Ku adalah keselamatan! Firmanku, di dalam dan melalui setiap ujian berapi adalah untuk menyelamatkanmu, melepaskanmu, melindungimu, dan memberimu masa depan dan harapan. Semuanya melalui iman di dalam Yesus Kristus.”

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "HOW ARE WOMEN SAVED THROUGH CHILBEARING?"

You may also like...

Tinggalkan Balasan