Apakah Kasih-Nya Allah Bersyarat?

Sukacita Surga
7 November


Artikel oleh John Piper.
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org

”Namun, Allah memberi anugerah yang lebih lagi. Karena itu, Kitab Suci berkata, ’Allah menentang orang yang sombong, tetapi memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati.’ Karena itu, serahkanlah dirimu kepada Allah. Lawanlah setan, maka dia akan lari darimu. Mendekatlah kepada Allah, dan Dia akan mendekat kepadamu”

(Yak. 4:6-8, AYT)

Yakobus mengajarkan pada kita bahwa ada pengalaman yang berharga tentang ”anugerah yang lebih lagi” dan Allah yang ”akan mendekat” pada kita. Tentunya ini adalah pengalaman yang luar biasa — lebih banyak anugerah dan kedekatan khusus dengan Allah. Namun, saya bertanya: apakah pengalaman kasih-Nya Allah ini tak bersyarat? Tidak, memang ada syaratnya. Hal ini tergantung pada kerendahan hati kita dan kedekatan kita dengan Allah. Allah ”memberi anugerah yang lebih lagi … kepada orang yang rendah hati Mendekatlah kepada Allah, dan Dia akan mendekat kepadamu.”

Ada pengalaman berharga tentang kasih-Nya Allah yang mengharuskan kita untuk melawan kesombongan; mencari kerendahan hati; dan mengharapkan kedekatan dengan Allah. Itulah syarat-syaratnya. Tentu saja, syarat-syarat itu sendiri adalah karya-Nya Allah di dalam diri kita. Namun, syarat-syarat itu juga merupakan syarat-syarat yang harus kita penuhi.

Jika hal ini benar, saya khawatir bahwa jaminan yang tidak memenuhi syarat dan ceroboh secara alkitabiah pada zaman ini, yang menyatakan kalau kasih-Nya Allah itu tidak bersyarat, mungkin akan membuat orang-orang tidak melakukan berbagai hal yang dinyatakan Alkitab sebagai sesuatu yang perlu mereka lakukan untuk menikmati damai sejahtera yang sangat mereka harapkan. Dengan mencoba memberikan kedamaian melalui ”tanpa syarat”, kita mungkin akan menjauhkan orang-orang dari obat yang telah ditentukan Alkitab.

Satu hal yang pasti, dengan lantang-dan-jelas, marilah kita menyatakan bahwa kasih ilahi dalam pemilihan; kasih ilahi dalam kematian Kristus; dan kasih ilahi dalam kelahiran kembali — kelahiran baru kita — semuanya itu memang sama sekali tidak bersyarat.

Marilah kita menyatakan kabar baik tanpa lelah bahwa pembenaran kita didasarkan pada nilai ketaatan dan pengorbanan Kristus, bukan pada nilai ketaatan dan pengorbanan kita (Roma 5:19 menyatakan: ”Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”).

Namun, marilah kita juga menyatakan kebenaran yang alkitabiah bahwa pengalaman anugerah Allah dan kedekatan pada Allah yang paling penuh-dan-manis akan dinikmati oleh mereka yang setiap hari merendahkan hatinya dan mendekat pada Allah.


Artikel ini diterjemahkan dari "Is God’s Love Conditional?"

You may also like...

Tinggalkan Balasan