Sukacita Surga
5 Agustus
Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org
”Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun’”
(Kel. 3:15)
Nama-Nya Allah hampir selalu diterjemahkan sebagai ”TUHAN” (huruf besar semua) dalam Alkitab bahasa Indonesia. Namun, dalam bahasa Ibrani, nama tersebut akan terdengar sebagai ”Yahweh”; yang berasal dari akar kata ”AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:14).
Jadi, setiap kali kita mendengar kata ”Yahweh”, atau setiap kali Anda melihat kata ”TUHAN” dalam Alkitab bahasa Indonesia, Anda harus menganggapnya sebagai nama seorang pribadi (seperti halnya Petrus atau Yohanes) yang memiliki akar kata ”AKU ADALAH AKU”. Juga, untuk senantiasa mengingat bahwa Allah itu benar-benar ada.
Setidaknya ada 10 hal yang dinyatakan nama ”Yahweh”; ”AKU ADALAH AKU” tentang Allah:
- Allah tidak pernah memiliki awal. Setiap anak bertanya, ”Siapa yang menciptakan Allah?” Setiap orang tua yang bijaksana akan menjawab, ”Tidak ada yang menciptakan Allah. Allah adalah Allah. Selalu begitu. Tidak ada titik awalnya.”
- Allah tidak akan pernah berakhir. Jika Dia tidak pernah menjadi ada, maka Dia juga tidak bisa menjadi tidak-ada karena Dia senantiasa ada.
- Allah adalah realitas yang absolut. Tidak ada realitas di hadapan-Nya. Tidak ada realitas di luar diri-Nya kecuali Dia sendiri yang menghendaki-dan-membuatnya. Dia adalah kekekalan itu sendiri. Tidak ada dimensi ruang; alam semesta; kekosongan. Hanya ada Allah.
- Allah benar-benar independen. Dia tidak bergantung pada apa pun untuk mewujudkan-Nya, menopang-Nya, menasihati-Nya, atau menjadikan-Nya apa adanya.
- Segala sesuatu yang bukan-Allah bergantung sepenuhnya pada Allah. Seluruh isi alam semesta ini benar-benar bersifat sekunder. Semuanya itu muncul menjadi-ada oleh Allah dan tetap-ada hingga pada saat ini karena Allah sendiri yang memutuskan untuk mempertahankannya tetap ada.
- Seluruh isi alam semesta ini tidak ada apa-apanya ketika dibandingkan dengan Allah. Realitas yang bergantung [pada Allah] jika dibandingkan dengan realitas yang absolut-dan-independen bagaikan bayangan bagi substansi. Bagaikan gema bagi petir. Semua yang membuat kita merasa terkagum-kagum di dunia-dan-galaksi ini tidak ada apa-apanya ketika dibandingkan dengan Allah.
- Allah itu konstan. Dia tetaplah sama baik untuk kemarin, hari ini, dan untuk selama-lamanya. Dia tidak bisa menjadi lebih baik. Dia tidak sedang berproses menjadi sesuatu. Dia adalah Dia.
- Allah adalah standar mutlak bagi kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Tidak ada kitab hukum yang perlu dicari-Nya untuk mengetahui apa yang benar. Tidak ada almanak yang perlu digunakan-Nya untuk menetapkan fakta. Tidak perlu ada penasihat untuk memberitahu-Nya mengenai apa yang bagus atau indah. Dia sendiri adalah standar dari apa yang benar; apa yang sejati; dan apa yang indah.
- Allah melakukan apa pun yang Dia suka dan itu selalu benar; selalu indah; dan selalu sesuai dengan kebenaran. Semua realitas yang berada di luar diri-Nya diciptakan-Nya; dirancang-Nya; dan diatur-Nya sebagai realitas yang absolut. Jadi, Dia benar-benar tidak tunduk pada setiap pembatasan yang tidak berasal dari kehendak-Nya sendiri.
- Allah adalah realitas-dan-pribadi yang paling penting dan berharga dalam alam semesta ini. Dia lebih layak mendapat ketertarikan kita; perhatian kita; dan kekaguman kita dibandingkan semua realitas lainnya, termasuk seluruh isi alam semesta ini.
Artikel ini diterjemahkan dari "10 Things “Yahweh” Means."