Tidak Pernah Sekali Pun

 


22 Mei 2026
Artikel oleh Marshall Segal.
Staff Penulis, desiringGod.org


Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu:  kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Allah, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” (Yos. 1:9)

Yosua harus menggantikan posisi yang sangat penting. Musa – pria yang telah memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan dan sampai ke ujung Tanah Perjanjian telah menyerahkan kekuasaan kepadanya. Kemudian, Musa pun meninggal. Itu adalah masa krisis dalam kehidupan umat-Nya Allah. Musa adalah orang yang berhadapan dengan Firaun yang jahat-dan-berkuasa; yang mendatangkan malapetaka yang dahsyat dan mengerikan terhadap Mesir; yang membelah Laut Merah sehingga mereka bisa menyeberang; yang memanggil roti dari surga ketika mereka lapar; dan yang menerima firman-Nya Allah di Gunung Sinai.

Siapa yang bisa menggantikan Musa?

Meskipun Musa telah meninggalkan umatnya, Allah tidak. Tidak pernah sekali pun mereka berjalan sendirian. Tidak pernah sekali pun Allah membiarkan mereka sendirian. Sama seperti Dia telah berbicara kepada Musa demi kepentingan bangsa Israel, maka Allah sekarang berbicara kepada Yosua. Yosua berdiri bersama bangsa Israel di depan tanah Kanaan, hanya berjarak selebar sungai Yordan dari janji-Nya Allah. Namun, mereka juga tahu bahwa mereka sedang berada di ambang peperangan. Itu adalah momen yang menggembirakan-dan-menakutkan. Firman-Nya Allah bagi orang-orang yang lemah-dan-terpilih ini terdapat dalam Kitab Yosua 1.

Pengharapan Akan Janji-Nya Allah 

Allah memulai dengan Yosua dan para pendatang yang rapuh ini dengan mengingatkan mereka akan janji-Nya.

“Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu… Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu…” (Yos. 1:2, 5).

Pengharapannya bangsa Israel bukanlah pada kemampuannya mereka sendiri dalam mengalahkan musuh-musuhnya dan merebut tanah Kanaan. Tidak, pengharapan mereka ada pada kuasa-Nya Allah untuk menggenapi janji-Nya kepada mereka. Bangsa yang yatim piatu ini tidak mempunyai pengharapan untuk mengalahkan bangsa-bangsa yang maju seperti bangsa Amori, Feris, Kanaan, Het, Girgasi, Hewi, dan Yebus. Tidak, kecuali Allah secara berdaulat yang mengalahkan mereka demi bangsa Israel; mewakili mereka. Itulah tepatnya yang dijanjikan-Nya. Dia selalu setia.

Kebaikan Dari Instruksi-Nya Allah 

Dengan janji ini, Allah menyerukan bangsa Israel kembali untuk beriman dan taat pada hukum-Nya. Dia telah memberikan perkataan-Nya sendiri kepada mereka supaya mereka tetap dapat hidup; dan menjalani hidup dengan baik. Namun, mereka memberontak pada setiap kesempatan; selalu menemukan berbagai cara yang baru-dan-kreatif untuk menghina kebaikan-Nya Allah dan Kitab-Nya. Berulang kali, mereka telah berdosa terhadap Juruselamat mereka; dan menggerutu ketika Dia memimpin-dan-menjaga mereka melewati padang gurun. Kepada mereka yang cenderung tersesat ini, Allah berfirman,

“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya,  sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” (Yos. 1:8)

Kunci menuju keamanan-dan-keberhasilan ditemukan dalam perkataan-Nya Allah kita yang berharga. Hati kita cenderung percaya pada berbagai ilah yang lain. Kita mencoba menciptakan perlindungan-dan-kesuksesan bagi diri kita sendiri. Namun, Allah memanggil bangsa Israel – dan kita – untuk mencari dan menaati firman-Nya karena mengetahui bahwa Dia Maha Bijaksana; Maha Pengasih; dan selalu setia. Dia tahu mengenai apa yang terbaik untuk kita. Dia benar-benar melakukannya. Dia ingin menuntun kita ke dalam kehidupan jika kita mau melihat-dan-melihat lagi serta merenungkan kitab-Nya — siang dan malam — dan berhati-hati dalam menjalaninya.

Kuasa Dari Kehadiran-Nya Allah

Yang terbaik dari semuanya, Allah yang memberikan janji-dan-instruksi itu selalu menyertai kita. Dia tidak menetapkan hukum-Nya, lalu pergi begitu saja. Kasih-Nya Allah dan kuasa-Nya Allah hidup dari hari ke hari bersama umat-Nya. Dia tidak mengirim mereka untuk berperang sendirian, tapi membiarkan kehadiran-Nya pergi bersama mereka. Dia berkata kepada mereka – kepada kita – “kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” (Yos. 1:9).

Ketika jalan terasa sulit; musuh mengintimidasi; peperangan berkecamuk, maka Allah berada dekat dengan anak-anak-Nya. Dia siap membantu, melindungi, dan memuaskan mereka. Dia memberi mereka buku petunjuk-Nya dan kemudian tinggal bersama mereka. Kehadiran-Nya akan mengatasi setiap rintangan hingga pada akhirnya menang. Kita bersama-sama dengan Musa berkata, “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini” (Kel. 33:15). Allah menyertai umat-Nya, semua yang berada di dalam Kristus, ke mana pun kita pergi.

Allah [kita] ini setia. Dia telah membuat janji-janji yang hebat dan akan menepati semuanya. Dia telah mengetahui hati dan kebutuhan dari umat-Nya sendiri; memberi mereka sebuah kitab yang berisi perkataan-Nya yang suci; baik; dan dapat dipercaya. Dia tinggal bersama umat-Nya — membimbing; menjaga; menyediakan; melengkapi; dan menyenangkan mereka.

Tidak pernah sekali pun Dia meninggalkan kita. Tidak pernah sekali pun Dia melupakan janji-Nya kepada kita. Tidak pernah sekali pun Dia membiarkan kita berjalan sendirian. Tidak pernah sekali pun.

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "Never Once."

You may also like...

Tinggalkan Balasan