Tersandung oleh Banyak Hal

Yak. 3:2 (MILT)
Sebab kita semua tersandung banyak hal. Jika seseorang tidak tersandung oleh perkataannya, dia ini manusia sempurna yang mampu mengendalikan bahkan seluruh tubuhnya


Yakobus mengingatkan kalau tidak mungkin ada manusia yang sempurna sebab “kita semua tersandung banyak hal”. Ada yang lemah soal seksual, tetapi tidak pernah tersandung oleh perjudian. Atau sebaliknya. Namun, ada satu area di mana semua manusia pasti pernah tersandung, yaitu “oleh perkataannya”. 

Secara alami, “tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” (Yak. 3:8, TB). Karena itu, tidak mungkin ada orang yang sempurna. Ia pasti pernah berdosa dengan “mengutuk orang yang diciptakan serupa dengan Allah” (Yak. 3:9, AYT).

Kalau pun ada orang yang terlihat sempurna, hendaklah Saudara memahami baik-baik prinsip ini. Jauh tercium harum, dekat tercium busuk. Jika hanya tercium harumnya saja, berarti Saudara yang belum cukup dekat dengannya.

Dalam konteks hari ini, apa yang dimaksud Yakobus di ayat ini berarti juga termasuk  tersandung “oleh tweet kita”; “oleh jari-jari kita yang menulis di sosmed”. Lihatlah komentar-komentar orang di sosmed  terhadap suatu isu. Dengan segera, ayat ini dengan jelas dan menyakinkan terbukti kebenarannya. Tak seorang pun yang tak pernah tersandung. 

Ayat ini mengingatkan kita untuk sangat berhati-hati dengan perkataan kita, baik yang dikatakan dengan lidah maupun yang di-tweet dengan jari. Itulah sebabnya mengapa orang Kristen perlu “lambat untuk berkata-kata” (Yak. 1:19). Meskipun kita adalah manusia-dan-ciptaan baru, “bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat [dan katakan], melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat [dan katakan]” (Rom. 7:19). Perjuangan kita dalam mematikan dosa berarti termasuk meliputi usaha untuk “menjinakkan lidah” kita.

You may also like...

Tinggalkan Balasan