BAB 2
Apa yang Erasmus Ajarkan
Argumen 8:
Ulangan 30:19 – ”Hukum Taurat dirancang untuk menyatakan kepada kita apa itu dosa”.
Ini merupakan kutipan ketiga yang kamu gunakan untuk mendukung ajaran mengenai ”kehendak-bebas”. Dinyatakan: ”…kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan…”. Terkait pernyataan ini, kamu bertanya bukankah sudah sangat jelas kalau manusia memiliki kebebasan untuk memilih? Kamu benar-benar buta! Ketika Musa menyuruh ”pilihlah kehidupan”, apakah mereka memilih itu? Jika mereka memang memilih itu, maka Roh Kudus tidak perlu lagi berkarya.
Kamu menyatakan: ”Adalah hal yang konyol untuk meminta seseorang memilih satu dari dua pilihan, terserah jalan mana yang ia mau, jika hanya salah satu jalan yang dibukakan baginya”. Ini benar-benar ilustrasi yang konyol! Benar bahwa kita berdiri di persimpangan jalan. Namun, kedua jalan itu tertutup bagi kita, bukannya hanya salah satu. Tanpa anugerah Allah, kita tidak akan sanggup memilih jalan yang menuntun kita kepada kebaikan. Kita bahkan tidak bisa memilih jalan yang satunya lagi tanpa seijin Allah! Di Surat Roma 3:20, Paulus tidak menyatakan: ”karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal kebaikan”. Dia juga tidak menyatakan: ”karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal kuasa kehendak”. Namun, dia justru menyatakan: ”karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa”. Hukum Taurat tidak menyatakan apa yang manusia sanggup kerjakan, namun mengenai apa yang mereka harus kerjakan.
Apa yang coba kamu buktikan dari ilustrasi ini? Kamu benar-benar pelupa!
Kamu kemudian mengutip Kitab Ulangan pasal 30 terkait perihal ”memilih”, ”berbalik/berpaling”, dan ”berpegang/menaati”. Kamu menyatakan kalau memang benar manusia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan ini, maka perintah ini menjadi sia-sia. Sekali lagi, semua perintah ini menyatakan mengenai apa yang harus dikerjakan manusia. Ini tidaklah sia-sia. Ini memang dirancang untuk merendahkan hati manusia yang sombong supaya mereka tahu ketidaksanggupan mereka untuk menaatinya. Kamu mencoba mengolok-olok hal ini dengan mengumpamakannya dengan seseorang yang sedang terikat, kecuali tangan kirinya. Ia kemudian diberitahu kalau gelas anggur ada di tangan kanannya, sementara gelas racun ada di tangan kirinya, dan lalu disuruh memilih salah satu. Apa yang coba kamu buktikan dari ilustrasi ini? Kamu benar-benar pelupa! Kamu sendiri yang menyatakan kalau ”kehendak-bebas” tidak bisa melakukan apa pun terlepas dari anugerah Allah. Kamu mencoba mengolok-olok pemikiran saya dengan ilustrasi ini. Namun, saya akan memberikan ilustrasi yang lebih tepat. Kedua tangan orang ini justru sedang terikat. Namun, orang ini tetap saja menyombongkan dirinya kalau ia bebas menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri. Padahal, tangannya hanya mungkin untuk bergerak ke satu arah – bukan untuk mengerjainya, tetapi untuk membuktikan mengenai apa yang dia tidak sanggup kerjakan. Alkitab menyatakan kalau manusia bukan hanya terikat pada Setan, melainkan juga terperdaya olehnya hingga mengira kalau mereka bebas untuk melakukan apa yang benar. Hukum Musa diberikan untuk menunjukkan kalau manusia diperdaya oleh kebebasan mereka yang semu.