Takut untuk Tersesat

Sukacita Surga
20 April


Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org

”Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!”

(Maz. 31:20)

Perhatikan dua kebenaran yang penting dalam Mazmur 31:20.

1. Kebaikan Tuhan

Ada kebaikan-Nya Allah yang bersifat khusus. Artinya, tidak hanya kebaikan-Nya Allah yang bersifat umum yang ditunjukkan-Nya pada semua orang (seperti misalnya menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, Mat. 5:45), tetapi juga kebaikan-Nya yang khusus bagi ”orang yang takut” akan Dia (seperti yang dinyatakan pemazmur)

Kebaikan ini berlimpah luar biasa. Kebaikan ini tidak terbatas. Kebaikan ini berlangsung untuk selama-lamanya. Kebaikan ini mencakup segala-galanya. Hanya ada kebaikan bagi mereka yang takut kepada-Nya. Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan mereka (Rom. 8:28). Bahkan, penderitaan mereka dipenuhi dengan keuntungan menurut Roma 5:3-5

Namun, mereka yang tidak takut kepada-Nya menerima kebaikan yang bersifat sementara. Roma 2:4-5 menguraikannya sebagai berikut: ”Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya?  Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” Kemurahan. Kesabaran. Kelapangan hati. Kebaikan. Namun, semuanya itu tidak disertai dengan rasa takut akan Tuhan, tetapi kekerasan hati.

Itulah kebenaran yang pertama: kebaikan-Nya Tuhan.

2. Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan berarti takut tersesat dari-Nya. Karena itu, takut akan Tuhan mengekspresikan maknanya dengan berlindung pada-Nya. Itu sebabnya mengapa ada dua kondisi yang disebutkan dalam Mazmur 31:20 — takut akan Tuhan dan berlindung pada-Nya. ”Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah [1] Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah [2] Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu!” 

Kedua hal tersebut tampak sebagai sesuatu yang bertolak belakang. Takut tampaknya seperti menjauh sementara berlindung tampaknya seperti mendekat. Namun, ketika kita melihat bahwa rasa takut ini adalah rasa takut untuk melarikan diri — rasa takut untuk tersesat dari-Nya — maka kedua hal tersebut menjadi masuk akal.

Ada rasa gentar yang nyata di hati orang-orang kudus. ”Tetaplah kerjakan keselamatanmu  dengan takut dan gentar” (Fil. 2:12). Namun, gentar ini adalah gentar yang dirasakan seorang anak di pelukan Bapanya yang baru saja menariknya dari arus-bawah laut. Ini adalah rasa gentar akan kemungkinan yang mengerikan dari pemikiran bahwa kita tidak memerlukan seorang Bapa. 

Jadi, hargailah kebaikan-Nya Tuhan. Takutlah tersesat dari-Nya. Larilah dari segala dosa dan berlindunglah pada-Nya. ”Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu!” 


Artikel ini diterjemahkan dari "Afraid to Stray."

You may also like...

Tinggalkan Balasan