Sukacita Surga
5 Januari
”Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka”
(Kol. 2:13-15)
Alasan mengapa kesatuan-dengan-Kristus menimbulkan perbedaan yang besar bagi orang-percaya adalah karena Kristus mencapai kemenangan-yang-menentukan terhadap Iblis di Kalvari. Yesus tidak menyingkirkan Iblis dari dunia, tetapi Dia melucuti senjatanya sampai batas di mana senjatanya yang digunakan untuk mengutuk tersebut telah dilucuti dari tangannya.
Iblis tidak lagi bisa mendakwa para orang-percaya melakukan dosa yang tidak diampuni. Itulah satu-satunya dakwaan yang dapat menghancurkan kita. Karena itu, Iblis tidak dapat membawa kita hingga sampai pada kehancuran total. Dia bisa menyakiti kita secara fisik-dan-emosional — bahkan sampai membunuh kita. Iblis bisa menggoda kita dan menghasut orang lain untuk melawan kita. Namun, Iblis tidak bisa menghancurkan kita.
Kemenangan-yang-menentukan dari Kolose 2:13-15 disebabkan fakta bahwa ”surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita” telah dipaku di atas kayu salib. Iblis membuat surat hutang itu sebagai dakwaan utamanya terhadap kita. Sekarang, dia tidak lagi memiliki dakwaan yang dapat bertahan di pengadilan surga. Iblis tidak lagi berdaya untuk melakukan satu hal yang paling ingin dilakukannya: mengutuk kita. Dia tidak lagi bisa melakukannya. Kristus telah menanggung kutukan kita. Iblis telah dilucuti.
Cara lain untuk mengatakan hal tersebut terlihat dalam Ibrani 2:14-15: ”[Kristus menjadi manusia] … supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”
Maut masih menjadi musuh kita. Namun, maut telah kehilangan taringnya. Racun dari ular beludak tersebut telah terkuras habis. Sengatan mematikannya telah hilang. Sengat maut ialah dosa. Kuasa dosa yang mengutuk terdapat di dalam tuntutan hukum Taurat. Namun, syukur pada Kristus yang telah memenuhi tuntutan hukum Taurat. ”Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Kor. 15:55).
Artikel ini diterjemahkan dari "Our Toothless Enemy."