1 Pet. 4:12 (AYT)
Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah terkejut dengan api pencobaan yang datang untuk menguji kamu, seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi atas kamu.
Petrus sekali lagi mengingatkan kalau penderitaan adalah sesuatu yang pasti dialami murid Kristus. Mengalami penderitaan bukanlah tanda-tanda seseorang tidak berkenan di hadapan Allah. Malahan, ia sedang dimurnikan imannya (1 Pet. 1:7) oleh “api pencobaan yang datang untuk menguji”.
Bergembiralah ketika masa itu tiba. Jangan lagi terkejut “seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi atas kamu”. Orang Kristen dari segala zaman mengalami hal-dan-proses yang sama. Ketika masa itu tiba, ada beberapa hal yang perlu kita ingat baik-baik.
Pertama, kita harus memahami kalau “Yesus sendiri menderita ketika dicobai sehingga Ia dapat menolong mereka yang sedang dicobai” (Ibr. 2:18). Lah, Tuhan Yesus saja harus melalui proses yang sama, masa kita tidak? Namun, “tidak ada pencobaan yang pernah menimpamu kecuali pencobaan yang biasa bagi manusia. Dan, Allah adalah setia, Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kemampuanmu. Akan tetapi, bersama dengan pencobaan itu, Ia juga akan menyediakan jalan keluar supaya kamu dapat menanggungnya” (1 Kor. 10:13).
Kedua, apa pun penderitaan kita saat ini, kita tetap beriman “karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Ia sanggup menjaga apa yang telah Ia percayakan kepadaku sampai Hari itu tiba” (2 Tim. 1:12).
Ketiga, kita harus selalu ingat kalau Allah kita adalah Allah yang “berkuasa menjagamu tidak jatuh dan menghadirkanmu tanpa cacat di hadapan takhta kemuliaan-Nya dengan sukacita besar” (Yud. 1:24-25).
Memahami ketiga janji Tuhan ini akan membuat kita sanggup untuk “sangat bersukacita, sekalipun untuk sementara waktu, jika diperlukan, kamu harus menderita berbagai macam pencobaan” (1 Pet. 1:6).
Karena itu, ketika api pencobaan datang untuk menguji, kita tidak lagi akan terkejut “seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi”.