Langkah-Langkah Menuju Kedewasaan Rohani (ditulis oleh G.W. Schweer)
Mengapa Kita Perlu Setia Memberi Persepuluhan (hal. 30)
Argumen 2
Tuhan Yesus sendiri menyetujui persepuluhan (Mat. 23:28; Luk. 11:42). Kemurahan hati merupakan ajaran yang ditekankan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (2 Kor. 8:1-5).
Vs
Kemungkinan besar Firman Tuhan yang dirujuk penulis bahwa Yesus menyetujui persepuluhan adalah Mat. 23:23, bukan Mat. 23:28. Tentu saja Yesus menyetujui persepuluhan karena Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17).
Jika cara berpikir seperti ini yang kita pegang, maka ada banyak praktik hukum Taurat yang disetujui Yesus di zamannya yang juga harus kita kerjakan di zaman ini. Sebagai contoh, Tuhan Yesus menyetujui berlangsungnya hari raya Pondok Daun (Yoh. 7:2). Lantas, mengapa Gereja tidak merayakan hari raya Pondok Daun?
Karena itu, alasan mengapa Gereja tidak lagi perlu merayakan hari raya Pondok Daun seharusnya menjadi alasan yang sama mengapa jemaat tidak lagi perlu membayar persepuluhan. Mengapa dibedakan?
Berikutnya, “kemurahan hati” yang dirujuk penulis di Surat 2 Korintus 8:1-5 sangat berbeda dengan perintah memberi persepuluhan di Kitab Imamat 27:30-34. Persepuluhan di Perjanjian Lama bersifat wajib, sementara seruan/himbauan Paulus di Surat 2 Korintus 8:1-5 bersifat sukarela (2 Kor. 8:8; 9:7). Bagaimana mungkin kedua bagian ini disamakan oleh penulis?
Sama seperti kita membayar pajak hari ini, apakah itu karena kemurahan hati kita? Begitu pula ketika bangsa Israel membseri persepuluhan, mereka melakukannya bukan karena murah hati. Lah itu perintah. Ada kutuk dan hukuman bagi mereka yang tidak melakukannya (Ul. 28:15-45).
Argumen kedua ini benar-benar memelintir isi Alkitab untuk dicocok-cocokkan dengan pendapatnya penulis.