Mengapa Kita Harus Memegang Teguh Pengharapan Kita 

Sukacita Surga
18 Maret


Artikel oleh .
Pendiri dan Pengajar, desiringGod.org

”Jadi, ketika Allah ingin menunjukkan dengan lebih meyakinkan kepada ahli waris janji-Nya bahwa tujuan-Nya tidak akan berubah, Ia menjamin dengan membuat sumpah, sehingga dengan dua hal yang tak dapat berubah itu, yang mengenainya Allah mustahil berbohong, kita yang datang mencari perlindungan akan mendapatkan dorongan yang besar untuk berpegang teguh pada pengharapan yang diberikan kepada kita”

(Ibr. 6:17-18, AYT)

Allah bukannya tidak konsisten. Allah tidak berusaha begitu rupa dengan berbagai janji dan sumpah, dan darah anak-Nya, hanya untuk mengamankan salah satu dari ujung jaminan keamanannya kita sambil meninggalkan ujung yang lainnya terjuntai di udara. 

Keselamatan yang diperoleh Yesus melalui darah-Nya adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelamatkan umat-Nya, bukan hanya sebagian yang diperlukan saja.

Jadi, kita cenderung jadi bertanya-tanya. Mengapa penulis [Surat Ibrani] mendorong kita untuk berpegang teguh pada pengharapan kita (Ibr. 6:18, AYT)? Jika pegangan kita yang teguh tersebut diperoleh dan terjamin tidak bisa dibatalkan oleh karena  darah-Nya Yesus — yang memang menjadi pembeda antara perjanjian baru dan perjanjian lama — lalu mengapa Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh?

Jawabannya adalah ini: 

  • Apa yang dibeli Kristus bagi kita ketika Dia mati bukanlah kebebasan dari keharusan untuk berpegang teguh, melainkan kekuatan yang memampukan kita untuk berpegang teguh.
  • Apa yang dibeli-Nya bukanlah pembatalan kehendak kita seolah-olah kita tidak perlu berpegang teguh, melainkan memberdayakan kehendak kita sehingga kita ingin berpegang teguh.
  • Apa yang dibeli-Nya bukanlah pembatalan perintah untuk berpegang teguh, melainkan penggenapan perintah untuk berpegang teguh. 
  • Apa yang dibeli-Nya bukanlah akhir dari berbagai nasihat, melainkan kemenangan dari berbagai nasihat. 

Dia mati supaya Anda melakukan tepat seperti apa yang dilakukan Paulus dalam Filipi 3:12, ”Aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Bukan suatu kebodohan ketika menyuruh orang berdosa melakukan sesuatu yang hanya Kristus sendiri yang bisa memampukan orang tersebut untuk melakukannya, yaitu untuk berharap di dalam Allah. Itulah Injil.

Jadi, saya menasihati Anda dengan segenap hati saya: Raihlah dan peganglah apa yang karenanya Anda telah dipegang oleh Kristus. Peganglah teguh hal itu dengan segenap kekuatannya Anda — yang dikerjakan-Nya dengan penuh kuasa di dalam Anda.


Artikel ini diterjemahkan dari "Why We Must Hold Fast Our Hope."

You may also like...

Tinggalkan Balasan