Bruckner makin lama makin sedih melihat orang-orang yang hidupya jahat sepanjang minggu, namun mereka rajin ke gereja pada hari ibadah. Dan sebagai gembala sidang ia wajib menyambut mereka di gedung batu yang besar itu, seakan-akan merekalah orang-orang Kristen yang tulen. Gottlob Bruckner banyak berbincang-bincang dengan Tom Trowt mengenai masalah itu. Ia banyak berpikir tentang arti pembabtisan. Ia pun banyak belajar Kitab Perjanjian Baru.
Akhirnya ia mengambil suatu keputusan. Pada hari Minggu, tanggal 31 Maret 1816, ia menaiki tangga ke mimbar tinggi dalam gedung gereja yang terbuat dari batu itu. Dari Alkitab bahasa Belanda ukuran besar yang terletak di atas mimbar itu, ia pun membacakan nas khotbahnya dari Kitab Injil Yohanes 5:39-40. “Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.”
Lalu Pdt. Bruckner sungguh mengagetkan jemaatnya: “Aku akan dibaptiskan,” ia mengumumkan. “Sekarang aku mengerti bahwa Alkitab mengajar agar kita dibaptiskan dengan diselamkan setelah kita sendiri percaya kepada Tuhan Yesus secara pribadi, dan bukan sebelumnya.”
Hari Minggu yang berikutnya, Tom Trowt membaptiskan Gottlob Bruckner dalam Kali Banjir Kanal, yang mengalir melalui kota Semarang sampai ke muaranya di Laut Jawa. Banyak anggota gereja Belanda yang datang menyaksikan upacara itu. Tetapi tidak lama kemudian, mereka memecat Pdt. Bruckner dari jabatannya sebagai gembala sidang.
Referensi: artikel
Jika kita setia memberitakan kebenaran, maka sangat biasa kalau Saudara menjadi harus bertentangan dengan organisasi. Perintah organisasi tidak selalu sama dengan perintah Tuhan.
Kiranya Saudara yang masih tunduk pada perintah manusia bisa segera diubahkan hatinya untuk segera tunduk pada perintah Tuhan. Resikonya? Hilang pekerjaan. Dijauhi kolega. Dibuang organisasi. Siapkah Saudara membayar harga seperti halnya Bruckner?
Kiranya Firman Tuhan berikut bersuara nyaring di hati Saudara:
Galatia 1:10 (TB)
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Pembaptisan tidak mungkin bisa selam, percik, dan tuang. Kalau yang satu benar, maka yang dua pasti salah. Kalau yang satu perintah Tuhan, maka yang dua pasti perintah manusia. Jangan lagi untuk menyenangkan manusia, Saudara memilih jalan “kanan kiri OK.”
Yang terkemuka di organisasi bisa jadi tidak pernah sampai di surga. Mereka (mungkin) adalah “hamba organisasi”, bukan “hamba Kristus”.