Referensi: klik di sini.
1 Pet. 5:4 (AYT)
Dengan demikian, ketika nanti Sang Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu.
Ketika sedang mengikuti retreat gereja, saya mencoba mengikuti acara sedisiplin mungkin. Saya berusaha sudah hadir 15 menit sebelum acara dimulai. Prinsipnya saya: jika tidak bisa membantu panitia, setidaknya saya tidak menyusahkan mereka.
Saya kemudian dipilih sebagai peserta “teladan” dan karenanya mendapat hadiah sarung. Lumayan untuk menahan dinginnya Puncak. Kejadian ini membuat saya merenungkan satu hal.Ternyata, ketika kita berlaku disiplin dan berbuat benar, ada pihak yang diam-diam mengamati kita. Mereka bahkan mungkin sudah menyiapkan hadiah/upah untuk kita tanpa pernah kita sadari. Begitu pula dengan Tuhan.
Perjanjian Baru (PB) berkali-kali menyinggung soal “mahkota” yang akan kita terima kelak. Setidaknya ada lima kategori/jenis mahkota yang disebut-sebut. Entah itu merujuk pada satu objek yang sama atau tidak, kita tidak tahu pasti. Yang pasti, itu adalah upah yang disiapkan Tuhan bagi setiap anak Tuhan.
Di bagian suratnya ini, Petrus menyinggung soal “mahkota kemuliaan”. Sepertinya, mahkota ini khusus diberikan pada orang-orang yang melayani sebagai gembala. Apakah ia menggembalakan jemaat, pemuda, ataupun anak-anak, sepertinya Tuhan menyiapkan mahkota khusus baginya.
Tidak mudah menjadi seorang gembala. Kalau Tuhan tidak panggil, jangan coba-coba Saudara melamar kerja sebagai gembala. Tak jarang seorang gembala harus membalut luka para dombanya dalam kondisi dirinya sedang babak belur juga. Tak jarang ia harus menghibur para dombanya dalam situasi baru saja mencuci mukanya dengan air mata. Makanan favoritnya mau tak mau adalah hati karena ia sering makan hati.
Kalau bukan Tuhan sendiri yang kuatkan dan teguhkan, siapa yang sanggup menjadi seorang gembala seperti yang dituntut Tuhan di Kitab Yehezkiel pasal 34?
Di bagian ini, Petrus sepertinya mencoba mengingatkan sesama rekan gembalanya mengenai mahkota kemuliaan yang kelak akan mereka terima. Tidak mengapa bersakit-sakit dahulu saat ini. Kelak, Saudara tidak mungkin kecewa.
Manusia mungkin tidak pernah menghargai. Namun, Tuhan pasti akan memberikan upah yang sesuai. Ingat, bukan sarung yang menanti Saudara, melainkan mahkota kemuliaan.