Yoh. 2:23-25 (TB)
Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Salah satu bagian yang menyesakkan-dan merisaukan hati adalah perumpamaan di Mat. 7:13-27. Di bagian ini Tuhan Yesus tidak sedang membandingkan orang beragama dengan orang atheis, tetapi dengan sesama orang beragama.
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12). Celakanya, “jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” ini ternyata jalan yang luas. Banyak yang masuk melaluinya (Mat. 7:13).
Di dalam lingkungan gereja hari ini ada banyak orang yang terhilang. Loh, bukannya orang-orang di dalam gereja harusnya kumpulan orang-orang yang sudah pasti diselamatkan? Ya, tetapi “banyak orang percaya dalam nama-Nya” dengan ucapan mulutnya saja. Mereka sebenarnya belum pernah percaya dengan hatinya (Rom. 10:9-10).
Juga, yang terpenting, apakah Yesus memang “mempercayakan diri-Nya kepada mereka”? Ada banyak “Anak Sulung” di dalam Gereja hari ini. Mereka terhilang di rumah Bapa. Mereka adalah rumah dengan dasar pasir; lalang; kambing; ikan yang tidak baik; benih yang terjatuh di tanah berbatu dan semak berduri.
Mereka adalah ladang penginjilan. Mereka dengan mulutnya mungkin sudah mengaku “percaya dalam nama-Nya”. Namun, “Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka”.