Kita Ditebus dengan Darah Kristus

1 Pet. 1:18-19 (AYT)
dengan mengetahui bahwa kamu sudah ditebus dari cara hidup yang sia-sia, yang kamu warisi dari nenek moyangmu, bukan dengan barang yang fana seperti emas atau perak, melainkan dengan darah Kristus yang mulia, darah Anak Domba yang tak bercacat dan yang sempurna.



Alasan utama mengapa kita harus “hidup dalam rasa takut selama masih tinggal sebagai orang asing” adalah karena kita SUDAH “ditebus dari cara hidup yang sia-sia” dengan “darah Kristus yang mulia.” Se-istimewa dan se-spesial itu Saudara di hadapan Allah Tritunggal. 

Fakta ini hendaknya tidak membuat kita menjadi sombong, namun malah seharusnya membuat kita menjadi “takut”. Kita tahu kalau tidak ada yang pantas dari dalam diri kita yang pantas dikasihi Allah sedemikian rupa.

Memahami hal ini, maka tidak mungkin bagi kita untuk tetap menjalani hidup kita yang lama. Tidak mungkin bagi seseorang untuk memiliki keseharian yang sama antara sebelum dan sesudah ia dilahirbarukan/diselamatkan. 

Inilah yang dimaksud Paulus ketika menyatakan “siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17). Apa yang dulu kita kejar, tidak mungkin masih kita kejar saat ini. Apa yang dulu bikin kita terjerat, tidak mungkin masih menjerat kita saat ini. Pasti ada perubahan yang sangat radikal.

Semakin hari kita semakin menyadari mengenai manusia lama kita dan “hidup yang sia-sia, yang kamu warisi dari nenek moyang”. Semakin kita menyadarinya, maka semakin kita menjadi berdukacita. Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan (2 Kor. 7:10).

Dulu kita hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan kita ialah kebinasaan. Tuhan kita ialah perut kita. Kemuliaan kita ialah aib kita. Pikiran kita semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Namun, kini segala sesuatu menjadi kebalikannya (Fil. 3:18-21). Maka, keseharian kita hari ini tidak mungkin mirip-mirip dengan manusia lama lagi. Pasti ada perubahan yang sangat kentara.

Allah begitu mengasihi kita. Petrus merasa perlu mengingatkan kita semua kalau kita ditebus “bukan dengan barang yang fana seperti emas atau perak, melainkan dengan darah Kristus yang mulia, darah Anak Domba yang tak bercacat dan yang sempurna.”

Tinggalkan Balasan