Rom 4:20-22 (AYT)
“Dia (Abraham) tidak dibimbangkan terhadap janji Allah oleh ketidakpercayaan. Sebaliknya, imannya dikuatkan sehingga ia memberikan kemuliaan kepada Allah, dan merasa yakin bahwa Allah berkuasa melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya. Karena itulah, imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.”
Kalau Saudara mau setia berjalan bersama Allah, mulailah dengan membuang “kalkulator” dan “kompas”-mu. Seringkali, kita akan diminta melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hitung-hitungan di atas kalkulator.
Seringkali, kita akan diminta berjalan ke arah yang sebaliknya; bertentangan dengan yang sudah kita rencanakan baik-baik.
Semua ini baik adanya. Perlu dan harus.
Sepanjang perjalanan iman kita, Tuhan seolah-olah akan senantiasa bertanya, “Percayakah kamu pada-Ku?”
“Percaya sih, tetapi apa tidak ada jalan yang lebih nyaman dan tenang, Tuhan? Memang harus beginikah?”
Yesaya 41:13-14
Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.”Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.
Kalau sudah diberi janji dan jawaban seperti ini, apalagi jawab kita? Itulah iman.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7). Sebab dahulu kita sesat seperti domba, tetapi sekarang telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwa kita (1 Petrus 2:25).