Yak. 4:5 (TL)
Atau sia-siakah, pada sangkamu, yang dikatakan oleh kitab: Roh yang didudukkan-Nya di dalam kita gemar akan kedengkian?
Ayat ini termasuk yang sulit dipahami dari Surat Yakobus karena dua alasan:
- Tidak ada kutipan langsung di Perjanjian Lama yang berbunyi persis seperti yang ditulis Yakobus.
- Susunan kalimat ini di dalam naskah asli berbahasa Yunani tidak jelas (lih. penafsiran Full Life terkait ayat ini).
Dari sekian banyak terjemahan, versi TL yang sepertinya paling mendekati apa yang dimaksud Yakobus melalui ayat ini. Dari konteks dekatnya, Full Life menafsirkan bahwa Yakobus (sepertinya) bermaksud menyatakan kalau “roh manusia dengan sendirinya membenci Allah dan sesama manusia dan mendambakan kesenangan berdosa dunia ini (Yak 4:4). Namun, hal ini dapat diubah oleh kasih karunia Allah yang mendatangi semua orang yang dengan rendah hati menerima keselamatan dalam Kristus (Yak 4:6).”
Jika kita memperhatikan terjemahan NKJV, TB, TL, dan AYT, ayat ini sepertinya lebih tepat jika diterjemahkan menjadi:
“Apakah kamu pikir Kitab Suci tanpa alasan berkata: ‘Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita gemar akan kedengkian?'”
Dilihat dari konteks dekatnya, kata “roh” dalam kutipan ini tidak sedang merujuk pada Roh Kudus, tetapi pada roh manusia yang sudah rusak-dan-tercemar oleh kuasa dosa. Jika ini yang dipegang, tafsiran ini akan selaras dengan bagian Alkitab lainnya. Beberapa bukti kalau roh manusia memang “gemar akan kedengkian” =
- Pembunuhan pertama terjadi karena kedengkian (Kej.4:5-8).
- Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya (Ams 21:10).
- Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yer. 17:9).
Apa yang dinyatakan Yakobus di ayat ini selaras dengan deskripsi Paulus mengenai kebobrokan manusia (Rom. 3:10-18). Karena setiap manusia berada di bawah kuasa dosa, maka rohnya “gemar akan kedengkian”.